EKBIS.CO, JAKARTA -- Hotel Svarga di kawasan Pantai Senggigi, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), berkomitmen mendukung pengembangan wisata halal di Pulau Seribu Masjid tersebut. Manajer Operasional Hotel Svarga, Zulfandi, mengatakan Hotel Svarga yang mengusung konsep "Moslem friendly" lebih memilih menyajikan hidangan aneka kopi ketimbang minuman beralkohol kepada tamu yang datang menginap.
"Kita tidak menjual minuman yang beralkohol untuk mewujudkan konsep wisata halal yang sudah menjadi trademark pariwisata di NTB," ujar Zul dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id di Jakarta, Ahad (17/11).
Zul menyampaikan Svarga lebih memilih kopi untuk menjadi menu minuman yang akan menarik para wisatawan untuk menginap di hotelnya dan akan menjadikannya sebagai atraksi dalam bentuk kompetisi roasting. Hotel berbintang empat ini akan menyelenggarakan kompetisi bagi para barista pada 21 Desember mendatang.
Kata Zul, kompetisi bagi para peracik kopi itu akan diikuti sedikitnya tiga puluh hingga lima puluh barista. Menurut Zul, hampir semua hotel dan restoran di kawasan Senggigi sesungguhnya memiliki barista dan menyediakan kopi sebagai menu wajibnya.
"Kompetisi ini bisa menjadi ajang kumpul-kumpul para barista, mereka punya asosiasi juga," ucap Zul.
Bupati Lombok Barat Fauzan Khalid mengapresiasi rencana Hotel Svarga menyelenggarakan kompetisi roasting kopi. "Kopi adalah salah satu kekayaan alam Indonesia. Tidak ada daerah di Indonesia yang tidak memiliki kopi yang khas," ujar Fauzan.
Menurut Fauzan, kegiatan kompetisi roasting kopi yang diselenggarakan oleh manajemen Hotel Svarga juga mendukung program kepariwisataan di Lombok Barat.
"Desember ini adalah peak season, jadi kompetisi kopi ini akan menjadi atraksi tersendiri buat para wisatawan," lanjut Fauzan.
Fauzan memastikan Pemkab Lombok Barat melalui Dinas Koperasi dan UMKM, Dinas Perindustrian dan Perdagangan serta Dinas Pariwisata akan mendukung penuh kegiatan itu. Di Lombok Barat sendiri, menurut Fauzan, sangat kuat dengan tradisi minum kopi. Untuk para petaninya, kata Fauzan, banyak berkembang di kawasan Hutan Sesaot Narmada, Hutan Pusuk, dan di Gunung Sasak Kuripan.
"Bahkan untuk Gunung Sasak, di akhir tahun ini akan kita tanami di 200-an hektar lahan. Kita masih berharap kopi masih bisa berkembang lagi di kawasan lain," kata Fauzan menambahkan.