Jumat 22 Nov 2019 18:31 WIB

Tantangan Ekonomi Indonesia 5 Tahun Mendatang

Pertarungan antara Huawei dan Google Facebook berikan dampak ke perekonomian dunia.

Rep: Arie Liliyah (swa.co.id)/ Red: Arie Liliyah (swa.co.id)
Tantangan Ekonomi Indonesia 5 Tahun Mendatang
Tantangan Ekonomi Indonesia 5 Tahun Mendatang

Pertarungan antara raksasa teknologi asal China, Huawei dan raksasa Amerika, Google atau pun Facebook diperkirakan akan memberikan dampak ke perekonomian dunia. Menurut Shoeb Kagda, Founder Indonesia Economic Forum, informasi ini tampak negatif tetapi tetap ada peluang yang bisa digarap oleh negara-negara berkembang seperti Indonesia dalam konteks peluang bisnis.

Indonesia sudah memiliki enam unicorn dan selalu disebut-sebut sebagai potensi ekonomi digital, tetapi sayangnya masih belum maksimal berinvestasi untuk R&D bidang tekonologi digital.

Tak hanya itu, Shoeb juga membuka catatannya tentang beberapa poin tantangan Indonesia yang bisa diubah menjadi peluang baru bagi ekonomi. Pada periode lima tahun mendatang, pemerintahan Jokowi telah memasukkan peningkatan kualitas SDM sebagai agenda prioritas, hal ini akan menjadi peluang yang lebih besar jika pemerintah bisa membuka investasi di bidang pendidikan dan tenaga pendidik lintas negara. Kemudian tantangan lainnya adalah tingginya pajak korporasi dan birokrasi yang masih rumit membuat investor menjadi enggan berinvestasi di Indonesia. Semestinya tantangan ini bisa diubah dengan bantuan teknologi digital dan SDM yang mumpuni.

Thomas Lembong, mantan Kepala BKPM pada periode 2016 – 2019,  juga memiliki catatan mengenai tantangan dan peluang bagi Indonesia di masa depan. Indonesia kedepan semestinya fokus pada pembangunan industri pariwisata yang sudah jelas membawa dampak luas bagi masyarakat. Menurutnya, dengan pembangunan infrastruktur yang masif dalam lima tahun terakhir, kini sudah banyak daerah tujuan wisata yang sudah bisa diakses.     

Thomas menjelaskan, pariwisata adalah salah satu sektor yang paling cepat pertumbuhannya di tingkat global, menyumbang 10% dari total GDP dunia dan 9% dari total lapangan kerja di dunia. The World Travel and Tourism Council memperkirakan total perputaran ekonomi yang bisa diberikan sektor ini secara global pada tahun 2021 mendatang bisa mencapai US$ 9,2 triliun.

“Mendapatkan bagian dari kue besar tersebut adalah hal penting bagi Indonesia, maka menurut saya salah satu upaya pentingnya dalah mengawinkan pariwisata dan teknologi digital,” ujar Thom

dalam diskusi panel Forum Economic Indonesia 2019 di Jakarta.

Senada dengan Thomas, Sandiaga Uno, pengusaha dan juga mantan Cawapres pada Pemilu 2019 lalu, juga berpendapat yang sama dalam forum tersebut. Menurut Sandi, sudah saatnya Indonesia berfokus pada industri kreatif yang memberi nilai tambah, selain juga mendorong investasi karena bagaimana pun bonus demografi yang ada saat ini bisa menjadi kekuatan salah satunya dengan ketersediaan lapangan kerja. Investasi adalah salah satu cara membuka lapangan kerja lebih luas. “Dan teknologi adalah enabler yang harus kita manfaatkan untuk menkonversi setiap tantangan jadi peluang pertumbuhan bagi kita,”jelasnya.

Industri jasa dengan dukungan kreativitas dan inovasi teknologi adalah harapan baru bagi Indonesia kedepan. Meski demikian, para panelis dalam forum ini sepakat bahwa tetap penting bagi pemerintah untuk mendorong investasi dan menciptakan lapangan kerja bagi generasi muda yang kini menajdi bonus demogarfi negara ini.

www.swa.co.id

Yuk gabung diskusi sepak bola di sini ...
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan swa.co.id. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab swa.co.id.
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement