EKBIS.CO, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berupaya memperkenalkan budaya menabung sejak dini kepada pelajar di Indonesia. Hal ini sejalan dengan terbitnya Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 26 Tahun 2019 tentang Hari Indonesia Menabung yang diperingati setiap tahunnya pada 20 Agustus.
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan inisiatif ini didorong implementasi budaya menabung di sekolah melalui SimPel/SimPel iB. Perkembangan program Simpanan Pelajar (SimPel/SimPel iB) sampai dengan triwulan tiga 2019 tercatat sebanyak sebanyak 350 bank yang telah menjadi peserta SimPel/SimPel iB yang terdiri dari 21 Bank Umum, 10 Bank Syariah, 26 Bank Pembangunan Daerah dan 294 Bank Perkreditan Rakyat (BPR/BPRS).
“Sebanyak 347.447 sekolah telah menjalin kerja sama dengan bank dalam rangka program SimPel/SimPel iB dengan jumlah rekening tercatat 21.584.281 rekening dan nominal Rp 8,76 tiliun,” ujarnya dalam keterangan tulis yang diterima Republika, Selasa (26/11).
Menurutnya saat ini jumlah total proyeksi penduduk Indonesia yang berusia 7-19 tahun untuk kalangan pelajar sekitar 69,3 juta atau mencapai 25,8 persen dari total jumlah penduduk Indonesia. Namun baru 24,5 persen yang memiliki rekening tabungan.
“Kondisi demografi tersebut menunjukkan besarnya potensi menabung dari segmen pelajar dalam mendukung pembangunan nasional,” ucapnya.
Adapun Gerakan Indonesia Menabung yang bersamaan dengan Hari Guru Nasional 2019 dan HUT PGRI ke-74 telah diselenggarakan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Ke depan, menurut Wimboh program Gerakan Indonesia Menabung dilanjutkan dengan Pertemuan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) bersama pelaku sektor jasa keuangan dan pelaku dunia usaha dalam rangka link and match, sebagai upaya perluasan akses keuangan dan peningkatan inklusi keuangan.
Sementara Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X menambahkan Indonesia Menabung dicanangkan dalam rangka mengembangkan budaya menabung sejak dini.
“Setiap nominal yang ditabung memiliki peran dalam mendorong peningkatan akses keuangan serta likuiditas tabungan nasional untuk mendukung pembiayaan pembangunan nasional,” ucapnya.