Senin 02 Dec 2019 18:03 WIB

Inflasi Rendah, Pemerintah: Tak Perlu Antisipasi Khusus

Laju inflasi pada November 2019 lebih rendah dibanding November 2017 dan 2018

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nidia Zuraya
Inflasi
Foto: Republika
Inflasi

EKBIS.CO, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan laju inflasi sepanjang November 2019 sebesar 0,14 persen. Naik dibanding bulan sebelumnya yang hanya mencapai 0,02 persen. Pemerintah menilai, meski terdapat kenaikan inflasi, tingkat inflasi tahun ini masih lebih rendah dibanding dua tahun terakhir.

Laju inflasi sepanjang November 2019 tercatat lebih rendah dibanding November 2017 dan 2018 yang masing-masing 0,20 persen dan 0,27 persen. Adapun, inflasi tahunan November hanya 3 persen. Pada November 2017 tercatat hanya 3,3 persen  dan November 2018 hanya 3,23 persen. 

Baca Juga

Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan, Kementerian Koordinator Perekonomian, Iskandar Simorangkir, mengatakan,  kenaikan inflasi yang terjadi pada November dan yang kemungkinan berlanjut hingga ke Desember merupakan hal wajar. Laju inflasi tak perlu dikhawatirkan karena meski naik, masih tetap lebih rendah dibanding tahun-tahun sebelumnya.

"Jadi, tidak perlu ada kebijakan karena inflasi jauh jauh lebih rendah dari tahun lalu," kata dia.

Iskandar pun menuturkan, harga-harga pangan masih cukup terkendali. Bahkan, harga komoditas cabai yang biasanya rentan terhadap musim penghujan mengalami penurunan harga.

Sementara itu, Peneliti ekonomi dari Center of Reform on Economics Indonesia, Yusuf Rendy Manilet berpendapat, laju inflasi nasional hingga November menunjukkan situasi ekonomi dalam negeri yang melambat dan mencerminkan kondisi daya beli masyarakat dalam negeri.

"Dilihat dari kontek target pemerintah, tentu inflasi saat ini mencapai target. Tapi dalam konteks lain kita melihat terjadi penurunan  inflasi dari bulan Agusutus lalu," kata Yusuf kepada Republika.co.id, Senin (2/12).

Menurut Yusuf, penurunan inflasi sejalan dengan tren pertumbuhan ekonomi domestik. Dengan kata lain, inflasi yang rendah saat ini tidak sepenuhnya mencerminkan situasi yang positif. Sebab, ada indikasi pelemahan daya beli yang tercermin dari pelemahan permintaan sehingga inflasi terus terkoreksi.

"Indeks penjualan riil dan indikator purchasing manufacturing index juga masih menurun. Artinya, pengusaha juga cenderung menahan produksi, itulah gambaran umum yang menjelaskan inflasi di bulan ini.

Yusus mengingatkan pemerintah agar lebih jeli dalam melihat data-data inflasi. Oleh sebab itu, antisipasi yang perlu dibuat pemerintah bukan terhadap potensi kenaikan inflasi, namun menyikapi laju inflasi yang terus menurun dalam beberapa waktu terakhir. Sebab, walaubagaimanapun, inflasi tetap menjadi cerminan dari geliat perekonomian secara riil.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement