Rabu 04 Dec 2019 16:07 WIB

Pemeritah Berencana Bangun Pasar Ikan Internasional

Pasar ikan internasional telah ada di sekitar Indonesia.

Red: Nidia Zuraya
Nelayan mengangkut hasil tangkapan ikannya ke Tempat Pelelangan Ikan Beba, Takalar, Sulawesi Selatan, Jumat (23/8/2019).
Foto: Antara/Arnas Padda
Nelayan mengangkut hasil tangkapan ikannya ke Tempat Pelelangan Ikan Beba, Takalar, Sulawesi Selatan, Jumat (23/8/2019).

EKBIS.CO, JAKARTA -- Pemerintah melalui Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) berencana membangun pasar ikan skala internasional. Keberadaan pasar ikan ini diharapkan bisa menyaingi pasar ikan lainnya yang serupa yang berada di sekitar kawasan Asia dan Australia.

"Tidak satu pun kita memiliki international fish market," kata Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa dalam acara Rapat Koordinasi Nasional Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Jakarta, Rabu (4/12).

Baca Juga

Menurut Suharso Monoarfa, pasar ikan internasional telah ada di sekitar Indonesia, seperti General Santos di Filipina, Fremantle di Australia, dan Tsukiji di Jepang.

Sementara itu, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menyatakan kesanggupannya untuk mendukung pembangunan pasar ikan internasional di Indonesia.

Sebagaimana diwartakan, Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo mengapresiasi rencana pemerintah daerah Pangkal Pinang untuk membangun pasar ikan modern (PIM) sebagai upaya meningkatkan sektor kelautan dan perikanan serta melesatkan sektor pariwisata.

"PIM tak hanya bermanfaat untuk mendekatkan ikan dengan masyarakat, tetapi juga bisa menjadi destinasi wisata," kata Edhy Prabowo.

Bahkan, menurut Menteri Kelautan dan Perikanan, dengan pembangunan PIM di Pangkal Pinang juga bisa melaksanakan potensi ekspor komoditas perikanan dari sana. Menteri Edhy mengemukakan hal tersebut saat menerima kunjungan Wali Kota Pangkal Pinang di kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Jakarta, 11 November 2019.

Wali Kota Pangkal Pinang, Maulan Aklil, dalam kunjungannya menyampaikan bahwa sebagai wilayah pesisir, Pangkal Pinang memiliki potensi kelautan dan perikanan yang besar. Pangkal Pinang juga memiliki lahan seluas 22 hektare yang dapat dimanfaatkan untuk membangun PIM.

Terkait dengan ekspor, Maulan menyampaikan bahwa aktivitas ekspor komoditas perikanan belum berjalan optimal antara lain karena keterbatasan infrastruktur dan sarana prasarana pendukung. Untuk itu, ia meminta dukungan KKPguna membangun cold storage demi menjaga mutu perikanan sehingga dapat diekspor.

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo juga menginginkan Perum Perikanan Indonesia (Perindo) mengoptimalkan operasionalisasi PIM di Muara Baru, Jakarta Utara, yang dikelola oleh BUMN perikanan tersebut.

"Saya mau pasar ikan modern itu benar-benar bermanfaat. Selain untuk mengakomodir pasar ikan dari lapangan, juga bisa dimanfaatkan untuk kuliner," kata Edhy Prabowo dan menekankan agar pusat kuliner yang menjadi salah satu fasilitas PIM diperhatikan kebersihannya. Dengan begitu diharapkan PIM dapat menarik minat semakin banyak pengunjung.

Perindo merupakan pihak pengelola PIM Muara Baru, Jakarta Utara. PIM yang telah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 13 Maret 2019 ini dan diserahkan pengelolaannya kepada Perindo sejak 14 Agustus 2019 melalui penandatanganan Perjanjian Kerja Sama antara KKP dan Perindo.

PIM Muara Baru yang dibangun KKP ini terdiri dari 894 kios basah dan 155 kios kering. Selain itu, PIM juga dilengkapi oleh fasilitas pendukung lainnya yakni cold storage, food court, ruang pengepakan, Instalasi Pengolahan Limbah (IPAL), klinik, ATM, ruang pertemuan dan masjid.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement