Jumat 06 Dec 2019 08:08 WIB

Abang-Adik Ini 11 Tahun Jadi Orang Terkaya Indonesia

Forbes menaksir harta keduanya capai 37,3 miliar dolar AS atau Rp 522,20 triliun.

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
11 Tahun Jadi yang Terkaya, Adik-Abang Ini Kantongi Harta Sebesar. . .. (FOTO: Forbes)
11 Tahun Jadi yang Terkaya, Adik-Abang Ini Kantongi Harta Sebesar. . .. (FOTO: Forbes)

Warta Ekonomi.co.id, Jakarta

Posisi pertama sebagai orang terkaya di Indonesia yang terbaru dirilis Forbes masih ditempati oleh duo hartono, Robert Budi Hartono dan Michael Bambang Hartono.

Baca Juga

Ini tahun kesebelas bagi mereka berdua menjadi yang terkaya. Forbes menaksir harta keduanya mencapai 37,3 miliar dolar AS atau sekitar Rp 522,20 triliun. Nilai tersebut bertambah dari sebelumnya, yakni 37,1 miliar dolar AS.

Keduanya mendapatkan harta kekayaan dari kepemilikan Grup Djarum dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). Hartanya terus mengalami kenaikan karena saham perusahaannya pun ikut mencatatkan peningkatan.

Baca Juga: Terbaru! Ini Daftar 10 Orang Terkaya di Indonesia 2019

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia pada Kamis ini (5/12/2019), harga saham BCA dalam setahun naik 32,5 persen. Nilai kapitalisasi saham BCA tercatat sudah mencapai Rp 786,49 triliun, di mana Grup Djarum mencatat kepemilikan saham pada bank swasta terbesar di Indonesia ini sebanyak 54,94 persen.

Di luar bisnis rokok kretek dan BCA, Grup Djarum juga memiliki usaha elektronika (Polytron), rumah studio produksi (Visinema Pictures), perkebunan (HPI Argo), perdagangan elektronik (Blibli.com), agen perjalanan daring (Tiket.com). Lalu media komunikasi (Djarum Media, dengan nama Mola TV dan Super Soccer TV), makanan dan minuman (Savorita, dengan merek Yuzu), dan kopi (Sumber Kopi Prima, dengan merek Delizio Caffino).

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement