Warta Ekonomi.co.id, Jakarta -- Di era industri 4.0 penggunaan robot dalam proses produksi menjadi salah satu hal yang mutlak. Dengan penggunaan robot proses produksi menjadi lebih cepat dan efisien. Tidak hanya itu, revolusi industri 4.0 yang dipengaruhi oleh perkembangan teknologi internet, penggunaan robot juga memungkinkan untuk dibekali dengan teknologi Internet of Things.
Melihat beberapa ekshibitor dalam Pameran Manufacturing Indonesia 2019 Series yang digelar di Jakarta International Expo Kemayoran 4-7 Desember 2019, banyak dipamerkan robot penunjang industri 4.0. Selain itu juga dipamerkan deretan produk dan terobosan teknologi khususnya yang mengadopsi teknologi informasi dan komunikasi seperti Internet of Things (IoT), Cloud Computing, Artificial Intelligence, Mobility Virtual, Augmented Reality, dan Big data dihadirkan selama pameran sekaligus akan memperkuat seluruh ekosistem industri dalam menyambut era Industri 4.0.
Baca Juga: Jokowi Niat Ganti Peran ASN Pakai Kecerdasan Buatan, Manusia Diganti Robot?
Erwin Pribadi, Project Manager Robotic Solution Business Unit, PT Epson Indonesia mengatakan, konsep penggunaan robot dalam proses produksi adalah untuk membantu dan mempercepat proses dan menjaga konsistensi hasil produksi. Menurutnya penggunaan robot tidak mengurangi penggunaan tenaga kerja manusia, tapi membantu karena dapat kerja selama 24 jam secara konsisten.
“Walaupun pakai robot manpower tetap dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan yang lain. Tapi misalnya mindahin barang kenapa harus orang, orang bisa melakukan pekerjaan yang lebih menantang,” ujar Erwin.
Dalam pameran tersebut, Epson, produsen robot asal Jepang ini menghadirkan beberapa robot yang bisa digunakan untuk industri elektronik, otomotif, FMCG dan farmasi. Beberapa kegiatan dalam industri itu seperti kegiatan ambil dan taruh, dan material handling yang membutuhkan presisi tinggi. Dengan menggunakan robot, proses tersebut menjadi lebih cepat dengan kualitas yang tetap terjaga.
“Sebab robot memiliki high presisi dan kecepatan tinggi,” imbuh Erwin.
Diakui tantangan utama penerapan robot dalam mesin produksi memang investasi yang tidak sedikit. Untuk satu solusi dibutuhkan investasi mulai Rp500 juta, yang tentunya makin rumit solusi yang ditawarkan akan semakin mahal. Itu baru robot dalam bentuk tangan, belum lagi untuk alat kontrol dan lainnya.
Agar lebih terjangkau,dalam pameran tersebut Epson memamerkan produk terbaru, robot yang yang built in dengan controller yang dibangun di bagian bawah robot. Produk ini selain menjadi lebih hemat tempat juga investasi semakin murah, karena tidak perlu membangun alat kontrol sendiri.
Namun demikian, menurut Erwin, investasi yang tinggi akan sebanding dengan hasil yang didapatkan. Karena pengaplikasian robot yang terbilang tidak sulit, namun memberikan efisiensi yang meningkat antara 15-30%. Dari investasi yang dikeluarkan, perusahaan akan mulai mendapatkan laba (ROI/Return on Investment) dalam 2-3 tahun.
“Sementara umur pakai (lifetime) robot sendiri bisa di atas 5 tahun,” ujar Erwin.
Baca Juga: Tiga Tahun Lagi, Indonesia Punya Pelabuhan Full Robotik
Rudyhandjaja Elawitachya, Chairman PT Fanuc Indonesia, menambahkan, penggunaan robot dalam industri jika secara ekonomi sebenarnya lebih murah. Karena dari kemampuannya konsisten, bisa kerja 24 jam, sementara tenaga manusia cenderung mengalami kenaikan biaya setiap tahun karena kenaikan gaji karyawan.
Tantangan lainnya, menurut Rudy, adalah kebanyakan perusahaan eksisting yang beralih ke robot, mengingat peningkatan efisiensi yang hanya sekitar 10%. Manfaat yang lebih besar akan dirasakan oleh perusahaan baru, karena kebutuhan karyawan juga akan disesuaikan. ROA untuk perusahaan baru yang menggunakan robot sendiri diperkirakan antara 7-8 tahun.
Namun Rudy mengaku bersyukur, karena pertumbuhan industri di Indonesia cukup pesat. Menurutnya dengan melihat jalan ke kawasan industri Cikarang dan Karawang yang semakin macet, itu menunjukkan arus logistik yang semakin tinggi.
Penggunaan robot di Indonesia sendiri, menurut cukup bagus, dengan peringkat 5 di Asia setelah China, Jepang, Korea, Thailand. Untuk di Asia Tenggara berarti peringkat kedua negara dengan penggunaan teknologi robot terbanyak.
Rudy memprediksi penggunaan robot dalam industri di tahun-tahun yang akan datang akan semakin banyak. Sebab semakin banyak perusahaan yang membuat robot dan semakin banyak perusahaan yang menggunakannya, maka harganya akan semakin murah.
Secara fisik robot bisa digunakan puluhan tahun, tapi kecepatan mungkin kalah dengan yang baru. Hal itu mendorong pasar robot di tahun-tahun yang akan datang juga akan semakin ramai.
Maka tidak heran jika Pameran Manufacturing Indonesia 2019 Series menjadi agenda rutin yang digelar setiap tahun. Saat ini dalam beberapa tahun yang akan datang, pameran ini dibutuhkan untuk mendorong industri 4.0. Dalam hal ini robot menjadi salah satu cara untuk mempercepat implementasi industri 4.0 itu.