Kamis 12 Dec 2019 20:37 WIB

Menristek Dukung Bio Farma Menjadi Industri Bebasis Inovasi

Bio farma secara intens melakukan hilirisasi hasil penelitian

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Dwi Murdaningsih
Menristek dan Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro (kedua kiri) bersama SEVP Penelitian dan Pengembangan Adriansjah Azhari (kedua kanan) meninjau laboratorium vaksin dan serum Bio Farma saat kunjungan kerja di Bandung, Jawa Barat, Kamis (12/12/2019).
Foto: Antara/M Agung Rajasa
Menristek dan Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro (kedua kiri) bersama SEVP Penelitian dan Pengembangan Adriansjah Azhari (kedua kanan) meninjau laboratorium vaksin dan serum Bio Farma saat kunjungan kerja di Bandung, Jawa Barat, Kamis (12/12/2019).

EKBIS.CO, BANDUNG --Menteri Riset Teknologi (Menristek) / Kepala Badan Riset Inovasi Nasional Bambang P S Brodjonegoro, mengadakan kunjungan kerja ke Bio Farma, Rabu (12/12). Menurut Bambang, kunjungan ini bertujuan untuk melihat perkembagan inovasi Riset dan Pengembangan yang dilakukan oleh Bio Farma.

Pada kunjungan kerja ini, Bambang PS Brodjonegoro didampingi oleh Plt Deputi Penguatan Inovasi Jumain Appedan Direktur Inovasi Industri kemenristek/BRIN, Santosa Yudo Warsono. Menristek, diterima langsung oleh Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir besert jajaran Board of Executives Bio Farma.

Bambang PS Brodjonegoro mengatakan Kemenristek / BRIN, sudah mengenal Bio Farma sebagai industri yang aktif melakukan riset dan hilirisasi bersama lembaga penelitian.

"Kami melihat bahwa Bio Farma adalah salah satu industri yang sudah secara intens melakukan hilirisasi hasil penelitian," katanya.

Menurutnya, bersama lembaga penelitian seperti LIPI dan BPPT maupun Perguruan Tinggi dan Bio Farma sudah terlibat langsung dalam ekosistem inovasi. Bambang mengatakan, tujuan datang ke Bio Farma untuk melihat fasilitas R&D yang terkait dengan Organisasi Kerja sama Islam dimana Bio Farma menjadi center of excellence dari pengembangan serum dan vaksin untuk negara OKI. Menurutnya, Indonesia melalui Bio Farma yang paling berpengalaman di antara negara OKI.

Sementara itu, dalam sambutan Honesti Basyir, Bio Farma yang sudah menjadi holding farmasi akan menjadi pilar untuk bisa mengembangkan produk health security sesuai arahan presiden. Bio Farma juga, bekerja sama dengan Perguruan Tinggi Negeri dan swasta, baik dalam negeri maupun swasta.

“Fungsi kami sebagai holding, adalah untuk membantu dalam hal hilirisasi produk. Karena tantangan berikutnya dari penelitian yang dilakukan oleh peruruan tinggi atau lembaga adalah, mengenai hilirisasi," katanya.

Honesti menilai, keberadaan holding farmasi sangat vital, karena disamping bisa memproduksi kita juga punya value chian yang langsung ke retail dengan jaringan retail dari Sabang sampai Marauke melalui group holding farmasi BUMN.

Sementara itu, Senior Executives Vice President (SEVP) Penelitian dan Pengembangan Bio Farma, Adriansjah Azhari mengatakan, dalam meluncurkan produk terbaru, Bio Farma mengacu kepada prioritas yang dikeluarkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO). Misalnya, vaksin Typhoid Conjugate dan Rotavirus yang saat sedang Bio Farma persiapkan, untuk diluncurkan pada tahun 2021 dan 2022.

“Untuk vaksin Rotavirus masih dalam proses uji klinis tahap 2 dan untuk typhoid saat ini masih dalam uji klinis tahap 3, uji ini untuk melihat sejauh mana tingkat safety, eficacy dan quality dari vaksin, sebelum vaksin diluncurkan. Untuk pengujian klinis kami berkolaborasi bersama Universitas Gajah Mada”, papar Adriansjah.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement