EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo berkomitmen untuk dapat mengeluarkan kebijakan yang bermanfaat guna meningkatkan inovasi komoditas rumput laut bersama-sama dengan sejumlah produk derivatif atau turunannya. Kementerian Kelautan dan Perikanan tengah meminta Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSKP) terkait rumput laut.
Menteri Edhy dalam rilis yang diterima di Jakarta, Sabtu (14/12), menginginkan agar jajarannya dapat segera mencari solusi teknis untuk meningkatkan daya saing produk hasil olahan rumput laut Indonesia di pasar, baik domestik maupun ekspor.
Apalagi, ia juga menerima keluhan dari sejumlah pelaku usaha rumput laut bahwa produk ekspor tepung agar-agar Indonesia sebagai hasil olahan rumput laut bernilai tambah masih belum optimal. Padahal, lanjutnya, Indonesia merupakan penghasil rumput laut terbesar di dunia saat ini.
Sementara itu, Dirjen PDSKP KKP Agus Suherman menyatakan, meski Indonesia merupakan eksportir rumput laut terbesar, sampai saat ini masih lebih banyak diekspor dalam bentuk baku. Karena itu, ujar Agus, perlu inovasi untuk mengembangkannya menjadi produk-produk bernilai tambah.
Sebelumnya, Kementerian Perindustrian terus mendorong peningkatan nilai tambah rumput laut di Tanah Air melalui hilirisasi industri, agar mampu menggerakkan sektor ekonomi di wilayah pesisir Indonesia. “Rumput laut dapat digunakan dalam industri farmasi, serta industri makanan sebagai stabilator, bahan pengental, pembentuk gel, pengemulsi, dan lainnya,” kata Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Gati Wibawaningsih.
Dalam industri rumput laut, menurut Gati, tingkatan yang paling hilir adalah teknologi formulasi. Produk yang dihasilkan biasanya digunakan oleh industri pangan dan non-pangan.
Dalam industri pangan, produk formulasi rumput laut digunakan untuk makanan campuran kemasan kaleng, roti, bakso, nugget, sirup, susu kental, es krim, yogurt, jus, jeli dan lainnya. Pada industri non-pangan, rumput laut dapat digunakan untuk industri cat, tekstil, pasta gigi, kosmetik seperti lotion, masker, krim wajah, lulur, sabun, sampo. Sedangkan dalam industri farmasi dapat diolah untuk cangkang obat kapsul dan salep.
"Limbah dari hasil pengolahan rumput laut dalam bentuk padatan dan cairan dapat digunakan untuk bahan pupuk atau zat penumbuh tanaman serta khusus limbah padatan sebagai pakan ternak,” ujar Gati.
Ia menjelaskan potensi budi daya rumput laut di Indonesia tersebar di 23 provinsi dengan 10 sentra budi daya rumput laut yang besar yakni di Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), Sulawesi Tenggara, Maluku, Jawa Timur, Sulawesi Utara, Kalimantan Utara, dan Bali.