EKBIS.CO, JAKARTA -- Ekonom senior dari Universitas Indonesia, Faisal Basri, menyebut Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) memiliki karakteristik dagang yang unik karena angka perdagangan dengan sesama negara anggota lebih rendah dibandingkan dengan volume dagang dengan negara lain.
Saat berbicara dalam sebuah diskusi bertajuk ‘#TalkingASEAN: Regional Competition for Infrastructure Investment in ASEAN’ di the Habibie Center Jakarta, Kamis, Faisal mengatakan, pada tahun 2017 lalu, angka perdagangan intra-ASEAN, yakni perdagangan antar sesama negara anggota, mencapai 24 persen dari total aktivitas perdagangan di kawasan.
Sementara itu, pada tahun yang sama, angka perdagangan antar negara-negara yang tergabung di perhimpunan lain yang memiliki perjanjian perdagangan bebas, seperti Uni Eropa, mencapai 64 persen, sementara intra-NAFTA(Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara) mencapai 50 persen.
Menurut dia, kerjasama negara-negara yang melibatkan perjanjian dagang bebas biasanya akan meningkatkan angka perdagangan antara sesama penandatangan pakta, namun ASEAN memiliki karakteristik unik karena perdagangan lebih banyak dilakukan dengan negara yang bukan anggota.
Namun, menurut dia, hal tersebut justru menjadi kekuatan dan daya Tarik bagi ASEAN.“Negara lain melihat ASEAN bersatu, jadi mereka memanfaatkan ASEAN. Contohnya perusahaan manufaktur mobil menganggap tak perlu lagi bikin pabrik di masing-masing negara ASEAN. Buat saja di salah satu negara kemudian jual ke seluruh negara (anggota). Jadi investasi yang naik,” jelasnya.
Karena persatuan negara-negara anggota ASEAN yang kuat, investor pun semakin tertarik untuk masuk, kata dia.“Kita adalah kawasan yang paling menarik, dan semua kawasan lain ingin bekerja sama dengan ASEAN,” demikian Faisal Basri.