EKBIS.CO, JAKARTA -- Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Komando Strategis Pembangunan Pertanian (Kostratani) ditingkat kecamatan terus mendorong penggunaan teknologi dan inovasi pertanian secara aplikatif. Terobosan ini dilakukan sebagai pengembangan sektor pertanian dari hulu hingga hilir.
"Karena itu, peran pendampingan dari para penyuluh di lapangan juga menjadi krusial, untuk membantu petani dalam mengimplementasikan penerapan teknologi ini," ujar Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Kuntoro Boga Andri, Rabu (25/12), dalam siaran persnya.
Menurut Kuntoro, penyuluh sebagai ujung tombak pertanian akan terus dibina melalui Kostratani dalam rangka mempercepat proses diseminasi teknologi dan inovasi pertanian. Oleh karena itu, mereka juga dituntut adaptif terhadap inovasi teknologi pertanian, termasuk mampu berinteraksi dengan media sosial dan perkembangan teknologi informasi.
"Penyuluh itu harus aktif, karena posisi mereka sebagai intelektualnya petani. Karena itu perlu disiasati dengan penerapan berbagai teknologi komunikasi yang ada di Kostratan (Komando Strategi Pembangunan Pertanian)," katanya.
Kuntoro mengatakan, untuk menguatkan materi inovasi teknologi pertanian ini, Kementan melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) terus mendorong para penelitinya menghasilkan teknologi dan inovasi pertanian yang aplikatif.
"Oleh karena itu, riset pertanian yang dihasilkan para peneliti harus menjadi inovasi yang dapat dipraktikkan petani dilapangan. Riset pertanian secara nyata harus berkontribusi terhadap peningkatan produksi, serta efisiensi dan efektivitas dari sisi kegiatan usahatani," katanya.
Di samping itu, pemerintah juga akan terus meningkatkan minat kaum muda dengan berbagai kegiatan dan sosialisasi sektor pertanian melalui beragam saluran media pemberitaan dan media sosial.
"Peranan petani muda sangat vital, selain untuk regenerasi tenaga kerja peetanjan, juga karena kemampuan merek dalam penggunaan dan penerapan teknologi informasi. Melalui teknologi informasi dan media digital, kecepatan diseminasi inovasi pertanian akan lebih efektif," katanya.
Meski demikian, kata Kuntoro, penerapan pertanian yang maju, mandiri dan modern seperti visi Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) juga wajib didorong agar terjadi loncatan pertumbuhan sektor pertanian hingga berlipat-lipat. Penerapan teknologi harus didorong dan dipacu agar proses bertani bisa lebih cepat dan efisien.
"Kita harapkan rancangan langkah yang dilakukan pemerintah dalam rangka membangun pertanian maju, mandiri, dan modern bisa berbuah pada penurunan kemiskinan secara signifikan. Karena kami percaya kemajuan pertanian kita akan turut mengeluarkan masyarakat dari jebakan kemiskinan," tukasnya.