Kapal-kapal yang membawa penumpang juga diperbaiki, terutama standar pelayanannya. Selama 40 tahun ini pihaknya selalu menekankan pentingnya safety dalam penyeberangan penumpang.
“Sekarang kami bukan hanya fokus pada menyeberangkan dengan aman, namun bagaimana konsumen juga senang dengan pelayanan kami. Ini artinya harus ada peningkatan dan standardisasi kualitas service,” kata peraih gelar Master di bidang Manajemen Pengembangan dari Asian Institute of Management, Filipina itu.
Peningkatan kualitas layanan sebagai bagian dari transformasi dilakukan, baik pada bisnis pengelolaan pelabuhan maupun kapal. Untuk pengelolaan pelabuhan, sekarang bagi pengguna jasa penyeberangan Bakauheni-Merak sudah disediakan pilihan, memakai jalur reguler atau ekspres.
“Terminal Bakauheni-Merak sudah kami bangun bagus sekali. Bagi konsumen, ada pilihan jalur ekspres dengan harga premium dan butuh waktu penyeberangan hanya separuh dari paket penyeberangan reguler,” Ira menerangkan.
Dalam dua tahun ini, ASDP memang melakukan perbaikan besar-besaran di empat pelabuhan utama yang dikelola, yakni Bakauheni, Merak, Ketapang, dan Gilimanuk. Di empat pelabuhan itu, terutama Bakauheni dan Merak, konsumen bisa melihat pemandangan pelabuhan tak ubahnya seperti tempat rekreasi karena ada kafe, resto, tempat belanja, dan pemandangan yang indah. Sehingga, konsumen tak bosan saat menunggu.
“Sudah kami revitalisasi empat pelabuhan itu karena empat titik ini menyumbang 60% dari total trafik ASDP,” ungkap Ira. Tahun 2020 akan dilanjutkan dengan memodernisasi pelabuhan lain, termasuk Pelabuhan Kayangan, Lombok.
Terkait pengelolaan kapal, untuk meningkatkan kapasitas dan pertumbuhan bisnis, kini ASDP juga mengelola kapal milik pihak lain. Kini total tak kurang dari 203 kapal yang dikelolanya: 151 kapal milik sendiri dan sisanya milik pihak lain yang dikelola dengan pola bagi hasil.
“Ini bagian dari strategi transformasi kami. Kami menggunakan sistem sharing, kami gabung, sehingga risiko dan biaya investasi lebih kecil, dan kami bisa jalankan ekspansi,” kata Ira. Kapal-kapal milik swasta itu dikelola bersama, tetapi dengan standar yang sudah ditentukan ASDP.
Masih di bidang perkapalan, ASDP pun mulai meluncurkan kapal-kapal yang didesain khusus untuk wisata, bukan hanya kapal penyeberangan. Kapal tersebut antara lain sudah diluncurkan di Danau Toba dan Labuan Bajo. Kapal berkapasitas 80 penumpang ini didesain khusus untuk pelesiran.
Di dalamnya ada tempat meeting, kafetaria, tempat untuk nyanyi-nyanyi, sunbathing, dan tempat rileks lainnya. Kapal-kapal ini bisa dicarter dan singgah ke pulau-pulau sekitar yang diinginkan penyewa. “Selama ini penggunanya kebanyakan grup dan komunitas,” ungkap Ira.