Kamis 02 Jan 2020 11:09 WIB

Rupiah Diprediksi Menguat pada 2020

Meski pada awal tahun dibuka melemah, kondisi ini tidak mencerminkan rupiah ke depan.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Friska Yolanda
Petugas menunjukkan uang rupiah di layanan kas keliling di Monumen Juang, Bandung, Jawa Barat, Selasa (21/5/2019).
Foto: Antara/M Agung Rajasa
Petugas menunjukkan uang rupiah di layanan kas keliling di Monumen Juang, Bandung, Jawa Barat, Selasa (21/5/2019).

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Pada pembukaan perdagangan awal 2020, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah 31 poin atau 0,22 persen menjadi Rp 13.896 per dolar AS dari Rp 13.865 per dolar AS, Kamis (2/1). Kendati demikian, pelemahan hari ini tidak mencerminkan pergerakan rupiah ke depannya. 

Pada 2020, rupiah diprediksi akan terus menguat seiring semakin membaiknya sentimen utama baik domestik maupun global. Sentimen tersebut antara lain damai dagang AS-China, pemilu AS 2020, dan kebijakan global yang dovish.

Baca Juga

"Dengan membaiknya ekonomi global dimana Indonesia yang ekonomi cukup bagus maka rupiah akan membaik," kata Direktur Garuda Berjangka Ibrahim, Kamis.

Menurutnya, rupiah akan menguat seiring kemungkinan besar ditandatangani kesepakatan fase pertama perang dagang AS-China. Penandatangan itu pun berpengaruh positif pada kemungkinan besar penandatangan fase kedua dan berakir pada membaiknya ekonomi global.

Dari sisi domestik, stabilitas politik cukup bagus pascaoposisi Gerindra bergabung dengan kubu pemerintah. Menurut Ibrahim, keadaan ini membuat stabilitas politik dalam negeri stabil sehingga investor asing berminat masuk ke Indonesia.

Ibrahim memprediksi, rupiah akan menguat ke Rp 12.000 jika fundamental internal, reformasi birokrasi dan keuangan dalam negeri cukup membantu perubahan yang dalam. "Dengan membaiknya situasi, rupiah kemungkinan bisa menguat ke Rp 12.000," kata Ibrahim.

Senada, Direktur Riset Centre of Reform on the Economics (CORE) Piter Abdullah Redjalam memprediksi pada 2020 rupiah akan mengalami penguatan. Menurutnya, kebijakan global kini dovish dan longgar sehingga modal asing tergerak untuk membeli rupiah.

"Faktor-faktor pendorongnya kebijakan global yang dovish dengan likuiditas longgar sehingga mendorong masuknya aliran modal masuk," kata Piter 

Piter menyebur sentimen sepanjang tahun akan bergerak menguat dan melemah, tergantung situasi domestik dan global. Dia pun memperkirakan rupiah bergerak di kisaran Rp 13.700 sampai Rp 13.900.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement