EKBIS.CO, SLEMAN -- Menyikapi lonjakan harga cabai yang terjadi awal tahun ini, Direktorat Jenderal Hortikultura bergerak cepat memastikan ketersediaan pasokan hingga tiga bulan ke depan. Pemantauan ini dilakukan pada 22 kabupaten sentra penyangga Jabodetabek.
Plt Direktur Sayuran dan Tanaman obat, Sukarman menjelaskan, dalam dua pekan ini pihaknya bergerak memastikan kondisi riil produksi di wilayah Jawa. Ia bahkan mengaku kerahkan pejabat dan staf untuk memantau produksi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan DIY.
"Kita pilih kabupaten sentra yang memiliki share terbesar terhadap produksi cabai nasional sekaligus penyangga Jabodetabek," ujar Sukarman saat diwawancara via telepon, Kamis (8/1).
Kabupaten Sleman menjadi salah satu wilayah yang dipantau langsung. Sukarman menyebutkan, selain sebagai pemasok Jabodetabek, Sleman menduduki peringkat ke 15 dari seluruh kabupaten yang memberikan share terhadap produksi cabai di Indonesia.
Kepala Bidang Hortikultura Dinas Pertanian Kabupaten Sleman, Eddy Sri Hartanta dengan tegas menyatakan, produksi cabai di Sleman tidak pernah kosong karena pihaknya sudah memetakan dan mengatur pola tanam. Ia mengaku saat ini produksi cabai sedikit turun karena pertanaman di lahan sawah mulai memasuki akhir musim panen.
"Harga cabai rawit merah (CRM) dan cabai merah keriting (CMK) juga diatas Rp 30 ribu. namun CMK kita prediksi akan mulai turun hingga Rp 20rb an mengingat tanaman di lahan tadah hujan mulai memasuki. sedangkan tuk CRM masih diatas Rp 30 ribu sampai februari nanti karena pertanaman CRM di lahan tadah hujan baru akan panen akhir februari dan awal Maret," ungkapnya.
Ia menambahkan berdasarkan data di Kabupaten Sleman, untuk saat ini potensi luas panen aneka cabai kurang lebih 160 hektare. Sementara untuk pertanaman Februari, prediksi luas panen kurang lebih 280 hektare, Maret diperkirakan 190 hektare. Untuk potensi produksinya sekitar 900 ton di bulan Januari dan puncaknya bulan Februari nanti sebesar 2.047 ton. "Melihat kondisi tersebut, Kabupaten Sleman optimis volume pasokan cabai ke Jakarta akan bertambah dan aman hingga 3 bulan ke depan,” ujar Eddy.
Ketua Kelompok Tani Sidoarum asal Kecamatan Turi, Yuni Antoro saat dikunjungi mengatakan bahwa di Desa Wonokerto, Kecamatan Turi standing crop tanaman cabai ada 43 hektare yang tersebar di Dusun Tunggularum, Ngembesan dan Gondoarum. Umurnya bervariasi mulai satu bulan hingga sedang panen. Kondisi tanamannya cukup baik. "Hanya satu dua yang terserang virus kuning dan keriting. Meskipun demikian, Dinas membantu pestisida nabati berupa minyak cengkeh sebagai pengendalian virus tersebut, sehingga produksi tetap optimal,” tutup Yuni.