EKBIS.CO, JAKARTA -- Kaum milenial masih dibidik menjadi pasar utama dari segala sisi usaha. Sebab, generasi mereka saat ini merupakan generasi yang baru tumbuh yang akan mengambil alih masa dari generasi sebelumnya, yaitu baby boomers dan generasi X.
Menurut CEO Indonesia Property Watch, Ali Tranghand, mengatakan kaum milenial termasuk pasar properti yang besar. "Pasar gemuk milenial terdiri atas orang-orang yang saat ini berusia 26 tahun sampai 35 tahun, itu mulai angkanya naik," tutur Ali dalam acara paparan topik properti Jakarta Eastern Corridor Market Highlight 2020 di area Lippo Mall Kemang, Jakarta Selatan, Senin (13/1).
Menurut data yang dia sajikan, sejak 2014 sampai dengan 2018, dominasi pembelian rumah tapak oleh kaum milenial dari usia 26 tahun sampai 35 tahun mengalami peningkatan sampai 10 persen. Terlebih pada 2018, pangsa pasar usia ini mencapai 30 persen pada rumah tapak kurang dari 21 meter persegi.
"Dominasi pembelian rumah tapak 22 meter persegi sampai dengan 70 meter persegi di usia 26 tahun sampai 35 tahun, dan terus mengalami peningkatan dibandingkan generasi lebih dari usia 35 tahun," tutur dia.
Hanya saja, menurut Ali, dominasi pasar saat ini yang masih berkantong tebal adalah pasar dengan golongan generasi baby boomers dan generasi X. Kedua golongan generasi itu masih menjadi pasar potensi bagi pengembang hunian karena mereka masih memiliki posisi sebagai investor.
Meskipun demikian, Ali menekankan kepada para pengembang untuk beralih fokus dari pasar investor menuju ke pasar en-user yang rata-rata merupakan generasi milenial. Sebab, generasi milenial saat ini sebenarnya memiliki daya beli yang tinggi.
"Mereka itu memiliki cukup uang untuk membeli rumah. Artinya, mereka memiliki daya beli. Akan tetapi, tak ada lagi pengembang yang menyediakan rumah yang terjangkau bagi mereka," ungkap Ali.
Generasi milenial, kata dia, saat ini sangat banyak yang membutuhkan rumah terjangkau dengan harga kurang dari Rp 1 miliar. Ali berharap para pengembang dapat membidik pasar milenial agar tak terjadi lagi missed match, dimana para pengembang hanya fokus kepada investor yang juga kesulitan untuk menjual rumahnya saat ini.