EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Angkasa Pura (AP) I (Persero), Incheon International Airport Corporation (IIAC), dan PT Wijaya Karya (Persero) membentuk konsorsium untuk mengikuti seleksi pengelola Bandara Bandara Hang Nadim Batam. Ketiganya saat ini bersiap menyusun rencana untuk mendapatkan tender pengelolaan bandara di Batam tersebut.
"Ini awal dari langkah pelaksanaan untuk rencana partisipasi kita dalam tender. Kita harus melalui tender yang juli 2020, siapa yang memenangkan proses tender," kata Direktur Utama Wijaya Karya Tumiyana di Hotel Pullman, Jakarta, Senin (13/1) malam.
Dia menjelaskan, untuk mencapai hal tersebut, konsorsium harus mencapai proses penawaran, pembagian tugas, dan pembagian pekerjaan. Tumiyana memastikan desainnya akan mengacu pada standat internasional dan hub internasional.
Sementara itu, CEO IIAC Goo Bon Hwan melihat banyak sekali potensi kerja sama yang dapat dilakukan dengan AP I dan Wijaya Karya. "Potensi Batam sangat besar terutama Batam menjadi hub terutama untuk rute-rute Asia," tutur Bon Hwan.
Bon Hwan mengatakan saat ini masih melihat potensi mana yang dapat dibidik. Sebab tidak hanya Batam yang menurutnya potensial, bandara di Surabaya, Cengkareng, hingga di Kuwait sangat memiliki potensi yang luar biasa.
Selanjutnya, Direktur Utama AP I Faik Fahmi mengatakan AP I dan Wijaya Karya sangat memertimbangkan posisi strategis Incheon. "Karena bagaimanapun juga untuk mengembangkan bandara di Batam perlu berkompetisi dengan Singapura dan sebagainya," jelas Faik.
Untuk itu, Faik memastikan harus menyiapkan strategi yang bagus. Faik menegaskan sangat pwecaya diri dengan kerja sama bersama Incheon dan Wijaya Karyab apabila menfapatkan hak kelola Bandara Hang Nadim Batam dengan standar internasional.
Faik menegaskan selain fokus dengan kargo, konsorsium juga merencanakan penumbuhan penumpang di Bandara Hang Nadim. "Kita tahu kargo dari Korea juga besar masuk ke Indonesia Pengalaman Incheon menjadi salah satu pertimbangan mengembangkan di Hang Nadim," ungkap Faik.
Sebagai pemimpin konsorsium, AP I akan bertanggung jawab dalam hal manajemen operasional dan komersial secara umum. IIAC memiliki kewajiban dan tanggung jawab dalam hal pemasaran dan strategi pengembangan bandara secara umum. Sedangkan Wijaya Karya yang terintegrasi dengan industri pendukungnya bertanggung jawab dalam hal manajemen infrastruktur bandara.