EKBIS.CO, JAKARTA -- Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengajak Siemens Group memperluas investasinya ke ibu kota baru Indonesia yakni Kutai Kartanegara-Penajam Passer Utara, Kalimantan Timur. Sebelumnya, perusahaan asal Jerman itu sudah berinvestasi di Tanah Air.
"Saya menghargai kontribusi Siemens dalam berinvestasi di Indonesia. Kini pemerintah terbuka bila Siemens ingin berpartisipasi di ibu kota baru," ujar Bahlil melalui siaran pers yang diterima Republika.co.id pada Rabu (22/1).
Ia berharap Siemens membentuk tim kecil dengan BKPM demi merealisasikan perannya di ibu kota baru. "Kalau Siemens serius, maka akan jadi salah satu deliverables di Hannover Messe. Siemens akan bekerja sama dengan pemerintah Indonesia," tuturnya.
Chief Executive Officer Siemens Cedrik Neike mengatakan, produk Siemens sudah dikenal di masyarakat Indonesia. Bekerja sama dengan PT PLN, saat ini Siemens juga memiliki proyek power plant terkait proyek Belt Road Initiative (BRI) mobile power plant 360 MegaWatt.
Mengenai industri 4.0, lanjutnya, Siemens telah bekerja sama dengan Kementerian Perindustrian Republik Indonesia dan Ekonid untuk pelatihan vokasional. "Terakhir, Siemens ingin berperan lebih besar dalam pembangunan Ibu kota baru terkait smart city. Jerman (Siemens) ingin punya kerja sama dengan Indonesia, seperti halnya pernah dengan Vietnam dan Mesir," jelas Cedrik.
Perlu diketahui, Pertemuan dengan Siemens Group merupakan bagian dari rangkaian kunjungan kerja Kepala BKPM ke World Economic Forum (WEF) di Davos, Swiss, pada 19 sampai 23 Januari 2020. Sebelumnya Bahlil juga sudah bertemu jaringan hotel Jumeirah Group, Amazon Web Service (AWS), serta Mitsubishi Chemical.
Bersama Mitsubishi, ia membahas rencana perluasan investasi pabrik baru di Cilegon sebesar Rp 2,1 triliun atau 150 juta dolar AS. Bahlil menilai, perusahaan asal Jepang ini membutuhkan insentif tax holiday.
"Perizinan investasi dan insentif semua sudah terpusat di BKPM. Kami akan kawal investasi baru Anda sampai jadi di Indonesia. Ada masalah apa, hubungi saya saja," kata dia kepada CEO Mitsubishi Chemical Holdings Corporation Hitoshi Ochi.
Hitoshi menyatakan, perusahaannya siap memenuhi semua persyaratan yang diminta pemerintah Indonesia. Termasuk membangun kemitraan dengan pengusaha domestik.
Ia menjelaskan, Mitsubish Chemical merupakan perusahaan kimia terbesar Jepang yang berdiri sejak 2005. "Mitsubishi Chemical mengarap lini bisnis yakni otomotif dan dirgantara, IT (elektronik dan display), kesehatan (pangan dan bioproduct), lingkungan atau energi, pengemasan, label dan film," tuturnya.