EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk mencatatkan laba bersih sebesar Rp 15,38 triliun atau meningkat 2,5 persen dibandingkan periode sebelumnya Rp 15,02 triliun. Pencapaian ini ditopang pendapatan nonbunga sebesar Rp 11,36 triliun atau tumbuh 18,1 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp 9,62 triliun.
Direktur Keuangan BNI Ario Bimo mengatakan pertumbuhan pendapatan nonbunga ditopang pertumbuhan recurring fee sebesar 17,7 persen year on year (yoy). “Perolehan laba bersih juga ditopang fee based income 27,4 persen yang berasal dari bisnis internasional melalui kantor BNI cabang luar negeri,” ujarnya saat konferensi pers di Gedung BNI 46, Jakarta, Rabu (22/1).
Menurutnya kenaikan fee based income dikontribusi oleh pertumbuhan konsumer banking di antaranya pengelolaan kartu debit yang tumbuh 39,6 persen, komisi pengelolaan rekening yang baik 16,3 persen, komisi ATM yang meningkat 13,2 persen dan komisi kartu kredit tumbuh 10,6 persen.
Kemudian fee based income juga ditopang oleh aktivitas pada segmen bisnis banking yang menghasilkan komisi dari surat berharga yang tumbuh 86,9 persen yoy, komisi kredit sindikasi tumbuh 56,8 persen yoy serta komisi trade finance yang meningkat 4,85 persen. Selain itu penyaluran kredit BNI tercatat Rp 556,77 triliun atau tumbuh 8,6 persen dibandingkan periode 2018 Rp 512,78 triliun.
“Pendapatan bunga bersih sebesar Rp 36,6 triliun atau tumbuh 3,3 persen dibandingkan periode yang sama 2018 sebesar Rp 35,45 triliun. Pertumbuhan ini mampu menjaga ROE pada posisi 14 persen pada akhir 2019,” ucapnya.