EKBIS.CO, JAKARTA -- Direktur Utama (dirut) baru Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menolak praktik kartel dalam industri penerbangan Indonesia. Irfan pada Rabu (22/1) ditetapkan sebagai dirut baru Garuda Indonesia.
"Saya tidak mengajak orang berantem, saya hanya menawarkan serta mempromosikan jasa dan pelayanan maskapai Garuda Indonesia, ini merupakan kompetisi yang sehat kan. Jadi rasanya tidak perlu terutama dengan maskapai lokal menurut saya kita perlu berkolaborasi tanpa menciptakan kartel. Saya bukan orang yang setuju dengan adanya kartel," ujar Irfan di Jakarta, Rabu malam.
Irfan mengatakan, bahwa kompetisi itu kalau semata-mata diartikan hanya sebagai kompetisi nantinya akan saling memakan satu sama lain, sehingga yang dikhawatirkan akibat kompetisi yang begitu ketat timbulnyakomoditisasi daripada jasa ini. Nantinya, semua penumpang hanya melihat harga yang rendah terus naik.
Padahal, menggunakan atau membeli jasa penerbangan itu bukan seperti membeli teh atau casing HP. Namun, di balik itu ada keamanan pelayanan dan berbagai hal lainnya.
"Hubungan dengan maskapai lain ini kita berkompetisi saja, tapi kemudian di banyak sisi mestinya kita bisa kerja sama," kata Irfan.
Sebelumnya, Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani menilai penggantian dirut Garuda Indonesia bisa meningkatkan kinerja industri pariwisata yang sempat lesu. Selama ini, menurut dia, Garuda telah menciptakan sistem kartel dan mendikte pasar, melalui cara-cara seperti "menekan" operator jasa layanan penjualan tiket seperti Traveloka.
Irfan Setiaputra ditetapkan sebagai Direktur Utama baru Garuda Indonesia dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa atau RUPSLB yang digelar pada Rabu (22/1). RUPSLB ini dihadiri/diwakili oleh pemegang 23,38 miliar lembar saham atau 90,34 persen dari keseluruhan pemegang saham Garuda Indonesia.