Jumat 24 Jan 2020 15:43 WIB

Musim Hujan Sumbang Inflasi Januari

Survei pemantauan harga hingga Ahad keempat Januari memperkirakan inflasi 0,42 persen

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Friska Yolanda
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo
Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo

EKBIS.CO, JAKARTA -- Bank Indonesia memproyeksikan inflasi bulan Januari sebesar lebih rendah dari rata-rata lima tahun terakhir. Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo menyampaikan survei pemantauan harga hingga Ahad keempat Januari memperkirakan inflasi 0,42 persen (month to month) dan 2,82 persen secara tahunan

"Inflasi 0,42 persen ini lebih rendah dari rata-rata kalau kita lihat rata-rata lima tahun yakni 0,64 persen," katanya di Komplek BI, Jakarta, Jumat (24/1).

Baca Juga

Tekanan-tekanan harga masih ada karena faktor musiman. Seperti musim hujan yang berpengaruh kepada panen sejumlah barang. Penyumbang inflasi di antaranya adalah cabai merah, cabai rawit, bawang merah, beras dan beberapa sayuran.

Sementara yang menyumbang deflasi atau penurunan harga yakni tarif angkutan udara, bensin, dan harga ayam. Perry mengatakan kondisi tersebut mengkonfirmasi bahwa inflasi 2020 akan berada di sekitar sasaran inflasi yakni sekitar 2-4 persen. 

Dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur BI 22-23 Januari lalu, Perry menyebutkan pertumbuhan ekonomi keseluruhan tahun 2019 dapat mencapai sekitar 5,1 persen dan meningkat dalam kisaran 5,1-5,5 persen pada tahun 2020. Salah satu penyumbangnya adalah inflasi yang terjaga.

"Inflasi 2019 tetap rendah dan terkendali sehingga mendukung stabilitas perekonomian," katanya.

Inflasi IHK 2019 tercatat 2,72 persen (yoy), menurun dibandingkan dengan inflasi 2018 sebesar 3,13 persen dan berada dalam kisaran sasarannya sebesar 3,5 persen ± satu persen. Perkembangan ini menunjukkan inflasi selama lima tahun terakhir konsisten berada dalam kisaran sasarannya.

Inflasi yang terus menurun dan terkendali dalam sasaran dipengaruhi beberapa perbaikan struktural. Seperti peran ekspektasi inflasi yang makin besar dan terjangkar kepada sasaran inflasi, pengaruh nilai tukar, dan harga impor yang menurun, serta dampak rambatan kenaikan inflasi volatile food dan inflasi administered prices kepada inflasi inti yang berkurang.

Tekanan inflasi volatile food juga berkurang dipengaruhi sinergi kebijakan Bank Indonesia dan Pemerintah dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID). Sehingga dapat mengurangi tekanan gejolak harga pangan saat terjadi kenaikan permintaan dan/atau penurunan pasokan.

Sementara itu, inflasi administered prices tercatat rendah sejalan minimalnya kebijakan terkait tarif dan harga barang dan jasa yang diatur Pemerintah. Ke depan, BI tetap berkomitmen menjaga stabilitas harga sehingga inflasi IHK 2020 tetap terjaga dalam kisaran sasarannya.

Yuk gabung diskusi sepak bola di sini ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement