EKBIS.CO, CHINA -- Penyebaran global virus corona dari China pekan ini menghilangkan miliaran dolar Amerika Serikat (AS) dari saham perusahan-perusahaan negara itu. Ini juga menimbulkan kerugian yang sulit diperkirakan terhadap pertumbuhan belanja konsumen di perekonomian nomor dua di dunia.
Virus tersebut telah memunculkan 1.300 kasus dan menyebabkan 41 kematian di seluruh dunia pada saat puncak perjalanan dan perayaan Tahun Baru Imlek. Pejabat kesehatan China menghadapi kritik karena penanganan awal penyakit ini dan kerusakan kredibilitas laporan resmi, serta informasi tentang penyakit mematikan itu. Untuk mencoba menghentikan penyebaran, China dilaporkan telah memberlakukan pembatasan perjalanan pada lebih dari 12 kota dan 20 juta orang.
Meskipun ada ketakutan di pasar saham global karena berita kesehatan tersebut, ternyata itu tidak terjadi dengan banyak bisnis China yang diperdagangkan secara publik terdaftar di AS pada Jumat (24/1). Pertukaran saham di Cina daratan tersebut ditutup secara resmi karena Tahun Baru Imlek.
Seperti yang dilansir dari Forbes, Ahad (26/1), penurunan besar terjadi pada perusahan pemesanan perjalanan, seperti Trip.com, yang secara resmi dikenal sebagai Ctrip. Ctrip dikenal sebagai agen pemesanan perjalanan dari terbesar di negeri tirai bambu tersebut.
Sahamnya turun 6.9 persen pada Jumat dan telah kehilangan sekitar 18 persen dari nilainya dalam sepekan terakhir. Agen Tuniu turun 2,2 persen menjadi 2,20 dolar AS atau sekitar Rp 29.941,01,-. Saham Tunia pernah sekali diperdagangkan di atas 20 dolar atau sekitar Rp 272.191,- pada 2015.
Di antara maskapai China, China Eastern yang dikendalikan pemerintah turun 1,4 persen pada Jumat ke level terendah sejak Oktober. Perusahaan manajemen waralaba hotel Huanzhu, yang pimpin oleh miliarder Ji Qi, kehilangan 18 persen dari nilainnya dalam sepekan terakhir, termasuk penurunan 2,5 persen di hari yang sama.
Saham terkait ritel juga berada di bawah tekanan. Saingan Starbucks, Luckin jatuh 8,6 persen pada Jumat. E-commerce Cina, Alibaba turun 7,4 persen pekan lalu, termasuk jatuh 2,5 persen pada Jumat.
Di antara perusahaan multinasional dengan paparan yang relatif besar ke konsumen China, Yum! China turun hampir satu persen pada Jumat. Starbucks kehilangan 1,8 persen.