Warta Ekonomi.co.id, Bogor
Hary Tanoesoedibjo membeli perusahaan ojek daring (online) Anterin (PT Anterin Digital Nusantara), melalui PT Indonesia Transport & Infrastructure Tbk (IATA). Apa yang membuat perusahaan Hary Tanoe tertarik dengan Anterin?
Di tengah industri berbagi tumpangan yang didominasi oleh Gojek dan Grab, Anterin mengambil strategi yang berbeda; mereka tidak menerapkan taktik pembakaran uang seperti pesaing besarnya.
"Kami menghindari sistem pembakaran uang, (lebih) menggunakan konsep lelang," kata Chief Technology Officer Anterin, Rachmat Efendi, dikutip dari KrAsia, Kamis (30/1/2020).
Baca Juga: Masuk Bisnis Ojek Online, Hary Tanoe Beli Anterin
Konsep lelang yang dimaksud memungkinkan pengemudi menentukan tarif perjalanan sendiri. Konsumen pun bisa memilih pengemudi sesuai preferensinya.
Efendi berujar, "pelanggan memiliki preferensi mereka sesuai harga, kendaraan, serta pengemudi."
Pertumbuhan bisnis dan perbedaan konsep dari Anterin membuat IATA tertarik untuk mengakuisisi mayoritas saham startup itu. Mengaspal mulai 2018, Anterin sudah memiliki lebih dari 300 ribu pengemudi, 500 ribu pelanggan, serta tersedia di 100 kota di Indonesia.
"IATA memilih Anterin terutama karena visinya. Anterin diciptakan untuk mengubah konsep operasi ojek daring saat ini," kata Wakil Presiden Direktur IATA, Wishnu Handoyono.
Anterin sendiri didirikan oleh Imron Hamzah dan Rachmat Efendi pada 2016, lalu mulai mengaspal pada 2018. Perusahaan itu belum terlalu aktif mencari modal dari sumber lain.