Warta Ekonomi.co.id, Jakarta -- Zaman yang kian modern membuat BBC harus memangkas 500 pekerjanya sebagai upaya dari rencana modernisasi yang akan mengalihkan produksi televisi ke layanan digital. BBC menyatakan bahwa pihaknya perlu untuk membentuk kembali BBC News untuk dekade berikutnya.
“Kami perlu membentuk kembali BBC News untuk dekade berikutnya dengan cara menghemat banyak uang,” kata Direktur Berita BBC Fran Unsworth.
Unsworth menambahkan bahwa BBC telah menghabiskan terlalu banyak sumber daya untuk mengembangkan penyiaran mereka dengan cara yang tradisional. Cara itu dianggap tidak efektif untuk beralih ke sistem digital.
Baca Juga: Menlu Inggris Kecam Pendukung Trump yang Serang Wartawan BBC
Kedepannya, BBC bahkan akan menghentikan beberapa program andalan untuk mengurangi jumlah produksi mereka untuk Newsnight. Pemutusan Hubungan Kerja ini juga akan dialami oleh karyawan BBC di seluruh dunia.
Imbas dari pemotongan beberapa program BBC ini adalah dipecatnya 500 pekerja dari 6.000 staf berita nasional Inggris. Redaksi BBC akan mengedepankan penempatan wartawan mereka yang akan berbasis di luar London. Tim redaksi juga juga akan fokus pada isu budaya, teknologi dan inovasi, uang dan pekerjaan, hingga politik.
Adapun mayoritas pendanaan BBC sendiri berasal dari pajak tahunan sebesar 154,5 euro atau USD202 atau Rp2,75 juta (kurs Rp13.645/USD) yang dibayarkan oleh semua orang Inggris yang menonton TV.
Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson juga tengah melakukan peninjauan mengenai biaya tersebut, termasuk apakah kegagalan membayar dapat berujung pada tindakan hukum. Para pemirsa BBC mengatakan, jika pembayaran lisensi opsional dapat membahayakan masa depan penyiaran layanan publik.
Unsworth mengatakan redaksi perlu menghemat 80 juta euro atau USD104 juta atau Rp1,4 triliun pada tahun 2022, karena ada "tekanan di BBC". Sekitar setengah dari target tersebut telah tercapai, tetapi BBC harus menemukan cara baru untuk menghemat lebih banyak uang.
Namun, Persatuan Jurnalis Nasional Inggris menyebut pemotongan beberapa acara merupakan ancaman eksistensial BBC.
“Jika Pemerintah Inggris memutuskan untuk tidak mewajibkan membayar pajak untuk menonton TV, pasti BBC akan merugi sekitar 200 juta euro per tahun,” ujar Sekretaris NUJ Michelle Stanistreet.