EKBIS.CO, JAKARTA -- Akibat wabah virus corona baru, para Investor telah menghapus 393 miliar dolar AS dari indeks saham acuan China pada Senin (3/2). Investor menjual yuan dan melepas komoditas lantaran khawatir akan penyebaran virus korona dan dampak ekonominya di China.
Penurunan saham hampir 8 persen pada indeks komposit Shanghai, dan menjadikan ini sebagai penurunan harian terbesar selama lebih dari 4 tahun. Yuan China anjlok melewati angka 7 per dolar AS dan komoditas yang diperdagangkan di Shanghai, mulai dari minyak sawit hingga tembaga mencapai batas maksimumnya.
"Anda ingin tahu seperti apa bentuk decoupling nyata dari China, atau bagaimana jika semua orang hanya tinggal di rumah dan tidak membeli apa pun? Nah, inilah jawabannya, kawan," ungkap ahli strategi Rabobank Michael Every seperti dilansir Reuters, Senin (3/2).
Kontrak minyak, bijih besi, tembaga, dan komoditas lunak yang diperdagangkan di Shanghai semuanya mencatat penurunan tajam, menyusul penurunan harga global. Virus corona baru telah menjadi alarm sebab menyebar dengan cepat, dan berimbas pada pertumbuhan ekonomi.
"Ini akan berlangsung selama beberapa waktu," kata ekonom China, Iris Pang.
"Kami belum melihat pendapatan perusahaan sejak (penyebaran) virus corona. Restoran dan para pengecer mungkin memiliki penjualan yang sangat sedikit," tambah Pang.
Lebih dari 2.500 saham jatuh dengan batas harian 10 persen. Shanghai Composite ditutup turun 7,7 persen pada 2.746,6 terendah sejak Agustus. Sementara tembaga SCFcv1 merosot ke level terendah dalam tiga tahun terakhir, turun dengan batas hariannya 7 persen. Begitupun aluminium SAFcv1, seng SZNcv1 dan timah SPBcv1 merosot lebih dari 4 persen dan kedelai DSAcv1 turun 2 persen.
Diketahui, hingga Ahad jumlah total kematian di China dari virus corona naik menjadi 361 orang. Sementara lebih dari 14.000 orang telah terinfeksi. Ironisnya, sejauh ini ahli belum menemukan obat atau vaksin untuk melawan virus corona jenis baru atau Novel 201 Coronavirus (2019-nCoV).