EKBIS.CO, JAKARTA -- Realisasi lifting minyak Pertamina EP 2019 sebesar 96,7 persen dari target yang dipasang APBN. Sedangkan untuk realisasi lifting gas sebesar 92,5 persen.
Direktur Utama Pertamina EP, Nanang Abdul Manaf merinci realisasi lifting minyak sebesar 82 ribu barel per hari sedangkan gas sebesar 749 mmscfd. Nanang menjelaskan salah satu alasan mengapa lifting tak capai target adalah kendala di penyerapan gas.
"Contohnya di Mantindok dan Donggi, karena LNG spot turun, maka produksi kita turun dalam empat bulan terakhir dari agustus jadi tinggal 30 persennya. Bukan karena produksi, tapi penyerapannya yang menurun. Pembeli menurunkan daya serapnya," ujar Nanang di Komisi VII DPR, Selasa (4/2).
Selain lifting, pada 2019 kemarin perusahaan mampu membukukan pendapatan sebesar 3,5 miliar dolar. Padahal perusahaan mempunyai target sebesar 3,8 miliar dolar. Sedangkan untuk belanja modal, perusahaan pada 2019 menyisihkan sebesar 1,8 miliar dolar. Belanja modal ini lebih efisien dari target yang dipasang perusahaan sebesar 1,9 miliar dolar.
"Secara keuangan nggak tercapai karena Ini karena harga ICP. Asumsi kan 70 dolar per barel, realisasinya 63 dolar per barel. Jadi deviasnya besar," ujar Nanang.
Pada tahun ini perusahaan berupaya untuk bisa memperbaiki kinerja. Targetnya perusahaan akan membukukan pendapatan sebesar 3,8 miliar dolar AS. Perusahaan juga akan mencadangkan modal untuk belanja sebesar 2,04 miliar dolar AS.
Target ini akan ditempuh perusahaan untuk bisa memproduksi minyak sebesar 95 ribu barel oil per day dan 1.016 mmscfd untuk gas. "Untuk bisa mendorong produksi pada tahun ini perusahaan akan melakukan pengeboran di 118 sumur dan pengeboran eksplorasi di 12 sumur. Perusahaan juga akan melakukan work over di 231 sumur," ujar Nanang.