EKBIS.CO, WASHINGTON – Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengatakan, ekonomi Amerika Serikat (AS) masih dalam kondisi baik sekalipun ada ancaman potensial dari penyebaran virus corona Cina dan kekhawatiran tentang kondisi ekonomi jangka panjang. Kondisi ini disampaikan Powell kepada Kongres pada Selasa (11/2).
Di tengah risiko ketidakpastian kebijakan perdagangan dan stabilisasi pertumbuhan global, Powell menuturkan, ekonomi AS berada dalam kinerja yang sangat baik. "Kinerjanya baik," ujarnya, seperti dilansir Reuters, Rabu (12/2).
Ekspansi ekonomi AS yang kini berada di tahun ke-11 merupakan rekor terpanjang. Powell mengatakan, tidak ada alasan ekspansi tersebut tidak berlanjut. Optimisme ini disampaikannya bersama dengan pandangan bank sentral bahwa kisaraan bunga pinjaman jangka pendek antara 1,5 persen dan 1,75 persen merupakan upaya tepat untuk menjaga ekspansi tetap berjalan.
Tapi, Powell mengakui, wabah virus corona pasti akan memberikan dampak pada Amerika Serikat. Saat ini, efek penyebaran baru terasa di Cina dan tetangga dekat serta mitra dagangnya.
Pertanyaannya, apakah efek tersebut akan terus menerus terjadi sehingga dapat menyebabkan bank sentral harus meninjau kembali kondisi ekonomi makro AS. “Jawaban ini yang masih terlalu dini untuk dijawab,” tuturnya.
Dalam pertemuan dengan kongres, anggota parlemen memberikan sejumlah peranyaan kepada Powell mengenai berbagai hal. Mulai dari suntikan likuiditas The Fed ke pasar pendanaan jangka pendek hingga perubahan iklim dan tindakan reinvestasi masyarakat (community reinvestment act/ CRA).
Sebagian besar jawaban Powell terlihat formalitas. Ia membela rencana Fed untuk mengurangi ketegangan dalam sistem perbankan dengan pembelian Treasury dan operasi repo. Ia juga mengatakan, bank sentral kemungkinan akan mencapai tingkat cadangan yang sesuai sekitar pertengahan tahun.
Powell berkali-kali mengulangi pernyataan mengenai perubahan iklim yang merupakan urusan lembaga lain. Tapi, The Fed tetap akan memastikan peristiwa cuaca ekstrem tidak mengganggu sistem keuangan.
Seorang Republikan dari Kentucky, Andy Barr, mempertanyakan mengenai efektivitas kebijakan Presiden AS Donald Trump seperti pemotongan pajak dan kesepakatan perdagangan terhadap ekonomi. Tapi, Powell hanya menjawab singkat. "Pada tingkat tinggi, tentu saja (berdampak)," katanya.
Powell mencatat, pasar tenaga kerja kini sudah menguat. Hal ini membuat pengusaha lebih bersedia mempekerjakan orang dengan keterampilan lebih sedikit untuk melatih mereka.
Ia juga menunjuk beberapa tanda meresahkan di pasar tenaga kerja, termasuk perbedaan antar kelompok ras dan etnis dan tingkat partisipasi tenaga kerja yang lebih rendah dibandingkan sebagian besar negara maju lain.
Tapi, Powell mencatat, produktivitas tenaga kerja kini masih di bawah standar selama ekspansi ekonomi saat ini. Ia mengatakan, meningkatkan partisipasi dan produktivitas tenaga kerja harus tetap menjadi prioritas nasional.
Keseluruhan inflasi berdasarkan indeks harga untuk pengeluaran konsumsi pribadi adalah 1,6 persen pada tahun 2019, di bawah target The Fed, 2 persen. Powell mengatakan, ia memperkirakan akan bergerak lebih dekat ke target selama beberapa bulan ke depan.