EKBIS.CO, JAKARTA -- Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono menuturkan, pemerintah melalui Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perindustrian terus menjaga kestabilan pasokan impor bahan baku industri. Upaya ini terkait dengan potensi penurunan ketersediaan akibat penyebaran virus corona di China, sumber utama bahan baku industri Indonesia.
Susiwijono menyebutkan, sekitar 74 persen barang impor ke Indonesia merupakan barang penolong dan bahan baku dengan sebagian besar di antaranya berasal dari China.
Sedangkan, perusahaan manufaktur di China sedang terhenti sementara akibat penyebaran virus corona. Dampaknya, alur pengiriman barang-barang ke Indonesia berpotensi terhambat, dan bahkan terhenti.
Saat ini, Susiwijono menuturkan, dampaknya belum terlalu terasa ke industri Indonesia. "Sementara ini masih jalan dari China, cuma kami antisipasi kalau ada perubahan lebih jauh," ujarnya dalam diskusi bertajuk Dampak Virus Corona Bagi Ekonomi Indonesia di Jakarta, Rabu (12/2).
Susiwijono memastikan, pemerintah akan segera membuat kebijakan untuk mengantisipasi hambatan pengiriman bahan baku dan barang penolong dari China. Pemerintah kini sedang memanfaatkan waktu lag time (waktu jeda) tiga bulan yang biasa dibutuhkan untuk impor dari China, mulai dari masa pemesanan hingga pengiriman dan tiba di Indonesia.
Kasus penyebaran virus corona sendiri sudah terjadi sejak sebulan terakhir. Oleh karena itu, Susiwijono menjelaskan, pemerintah bersama industri memiliki waktu kurang dari dua bulan untuk segera memetakan solusi. "Kita harus respon ini, memikirkan gimana impor bahan baku karena itu akan mempengaruhi seluruh industri manufkatur manufaktur kita," katanya.
Saat ini, pemerintah baru membuat kebijakan mengenai impor binatang hidup dari China. Pengiriman produk ini sudah dihentikan sementara, mengingat binatang hidup merupakan media penyebaran virus corona.
Susiwijono menyebutkan, kebijakan tersebut tidak akan berpengaruh besar pada neraca dagang Indonesia dengan China. Sebab, data impor pada tahun lalu menunjukkan, pengiriman hewan hidup dari China ke Indonesia hanya senilai 231 ribu dolar dari total 170 miliar dolar AS.
"Share-nya hanya nol koma sekian," ujarnya.
Pemerintah juga sudah membuat kebijakan untuk menghentikan arus manusia dari dan ke China sejak beberapa waktu lalu. Dampaknya, arus wisatawan mancanegara dari China yang selama ini menjadi kontributor terbesar kedua dari sisi devisa wisata Indoneisa, pun harus tertekan.