EKBIS.CO, PADANG -- Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Padang Eka Darnida Yanto mengatakan situasi ekspor impor saat ini terdampak akibat merebaknya virus Corona di berbagai negara di dunia termasuk China. Kondisi serupa juga terjadi di Padang, Sumatra Barat.
Ia mencontohkan ekspor impor melewati pelabuhan saat ini sedikit terhambat karena keharusan kapal-kapal pengangkut barang menjalani pemeriksaan ketat sebagai bentuk antisipasi masuknya virus corona ke Indonesia.
"Karena ada virus corona ini membuat semua pihak harus hati-hati. Semua instansi terkait seperti Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP), Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) harus melakukan pemeriksaan ketat," kata Eka kepada Republika.co.id, Kamis (13/2).
Satu kapal tanker yakni Kapal Tanker atau Motor Tanker (MT) AU LEO dari China gagal merapat ke Pelabuhan Teluk Bayur Kota Padang sejak Selasa (11/2). Kapal tersebut semula hendak masuk ke Teluk Bayur dalam keadaan kosong untuk memuat minyak sawit atau CPO untuk dibawa ke sejumlah negara seperti Malaysia, Pakistan dan Bangladesh. Kapal tersebut diketahui datang dari Distrik Nansha, Kota Guangzhou, Provinsi Guangdong, China sejak 2 Februari lalu.
Kapal tersebut jadinya hanya bisa buang jangkar di 10 mil laut dari Teluk Bayur. Kapal dan kru yang ada di dalamnya termasuk nakhoda dan anak buah kapal akan menjalani inkubasi 2x7 hari sejak haru keberangkatan dari China.
Eka melihat dari kejadian tersebut, para eksportir terutama eksportir pertanian di Sumbar harus memperhatikan jadwal masuk kapal dengan mempertimbangkan durasi pemeriksaan sesuai prosedur yang diterapkan oleh otoritas pelabuhan dan KKP. Supaya laju ekspor dari Sumatera Barat tetap lancar dan tidak ada penumpukan komoditas di suatu tempat.
''Para eksportir harus lebih prepare dengan kapal-kapal yang akan mengangkut komiditas ekspor,'' ucap Eka.