REPUBLIKA.CO.ID SURABAYA -- Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) Jawa Timur Aris Mukiyono mengungkapkan, realisasi investasi Jatim pada 2019 mencapai Rp 58,45 Triliun.
Catatan tersebut menunjukkan adanya kenaikan sebesar 14,2 persen dibanding tahun sebelumnya. Bahkan, kenaikan yang dicatatkan lebih tinggi dari kenaikan realisasi investasi nasional yang sebesar 12,24 persen.
Aris menjelaskan, realisasi investasi tersebut terdiri dari penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp 13 triliun dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp. 45,45 triliun. "Pertumbuhan positif ini patut menjadi momentum kebangkitan ke depannya, mengingat investasi sebelumnya mengalami penurunan selama 2 tahun berturut-turut,” ujar Aris di Surabaya, Ahad (16/2).
Aris melanjutkan, realisasi investasi Jatim pada 2017 dan 2018 mengalami penurunan berturut-turut sebesar 8,7 persen dan 23 persen dibandinh tahun sebelumnya. Dia pun sangat bersyukur, pada 2019 realisasi investasi Jatim mengalami pertumbuhan 14,2 persen. Dia berharap, momentum ini bisa menjadi titik balik, agar investasi di timur Pulau Jawa itu bisa terus tumbuh dari tahun ke tahun.
Aris mengungkapkan, pertumbuhan investaso Jatim utamanya didorong PMDN yang menggeliat positif secara signifikan, dengan laju pertumbuhan tertinggi selama enam tahun terakhir.
Sedangkan PMA masih mengalami tren penurunan. Secara nasional, total investasi Jatim 2019 berkontribusi sebesar 7,22 persen, atau menduduki peringkat keempat setelah Jawa Barat 16,98 persen, DKI Jakarta 15,31 persen, dan Jawa Tengah7,35 persen.
“Tahun 2019 ini Jatim berhasil menggeser Banten yang pada tahun sebelumnya bertengger di peringkat keempat. Capaian tersebut menegaskan bahwa iklim investasi di Jatim semakin kondusif. Tentu saja ini menerbitkan optimisme kita semua,” ujar Aris.
Berdasarkan bidang usaha, data DPM-PTSP Jatim menunjukkan, investasi Jatim 2019 didominasi sektor konstruksi sebesar Rp 9,88 triliun atau berkontribusi 17 persen dari total realisasi investasi.
Disusul Industri Makanan Rp 9,5 triliun atau 16 persen. Listrik, Gas dan Air sebesar Rp 9,13 triliun atau 16 persen; Transportasi, Gudang dan Telekomunikasi Rp 6,56 triliun atau 11 persen; dan Industri Kimia dan Farmasi Rp5,95 triliun atau 10 persen.
Sedangkan untuk lokasi usaha, investasi Jatim tahun 2019 terutama tersebar di Kota Surabaya Rp 10,89 triliun, Kabupaten Pasuruan Rp 9,87 triliun, Kabupaten Probolinggo Rp 8,32 triliun, Kabupaten Malang Rp 4,74 triliun, dan Kabupaten Gresik Rp 4,67 triliun.
Sementara itu, lima besar negara asal PMA pada tahun 2019 di Jatim adalah Singapura Rp 3,28 triliun, Korea Selatan Rp 3,2 triliun, Hongkong Rp 1,9 triliun, Jepang Rp 1,32 triliun, dan Tiongkok Rp 0,9 triliun.