EKBIS.CO, JAKARTA -- BCA Syariah menargetkan pertumbuhan bisnis sekitar 10 hingga 15 persen pada 2020. Presiden Direktur BCA Syariah John Kosasih mengakui sudah banyak tantangan di awal tahun tapi perusahaan tetap optimistis.
"Mulai dari perang dagang, banjir, lalu sekarang virus corona, efeknya kita belum bisa hitung tapi sudah terasa," katanya dalam paparan kinerja tahun 2019 di Jakarta, Selasa (18/2).
John menyampaikan pertumbuhan bisnis di semester pertama diprediksi menurun lebih dalam dari biasanya. Selama ini, pola bisnis di kuartal pertama memang menurun jika dibandingkan dengan akhir tahun sebelumnya.
Namun, John optimistis pertumbuhan bisnis BCA Syariah di kuartal pertama masih akan tumbuh dua digit secara tahunan. Perusahaan akan menyesuaikan perolehan DPK dengan pembiayaan yang disalurkan. Selain itu, BCA Syariah masih punya modal dari induk yang belum banyak terpakai.
Induk, BCA menyuntik modal Rp 1 triliun di akhir tahun sehingga dapat menjadi bantalan kuat penyaluran pembiayaan tahun ini. Baik laba, DPK, dan pembiayaan diharap bisa tumbuh 10 hingga 15 persen dengan perbaikan tren di kuartal selanjutnya. "NPF akan dijaga di bawah satu persen dan Loan at Risk di bawah 10 persen," katanya.
BCA Syariah akan terus berupaya untuk mempertahankan pertumbuhan yang berkualitas secara berkesinambungan. Dengan komitmen untuk menjalankan fungsi intermediasi secara optimal dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian.
Direktur Pembiayaan dan Koperasi BCA Syariah, Rickyadi Widjaja menyampaikan pendorong utama pembiayaan masih akan berasal dari sektor komersial yang per Desember 2019 menempati porsi 76,6 persen. Selanjutnya disusul UMKM dengan porsi 20,96 persen. "Kita akan menjaga pembiayaan di sektor UMKM di porsi sekitar 20 hingga 23 persen, sehingga komersial menyesuaikan," katanya.