EKBIS.CO, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) memandang bahwa target pertumbuhan ekonomi nasional pada 2020 sebesar 5,3 persen masih masuk akal, meski risiko perlambatan semakin besar setelah epidemi virus corona (Covid-19) menyebar. Tapi optimisme itu bukan tanpa syarat. Jokowi menjelaskan, angka pertumbuhan ekonomi 5,3 persen tetap bisa ditembus jika target investasi tahun ini juga tercapai.
"Masuk akal kalau target investasi yang kita berikan kepada BKPM tercapai yaitu kurang lebih Rp 900 triliun," ujar Jokowi usai menghadiri Pembukaan Rakornas Investasi Tahun 2020, Kamis (20/2).
Pada 2019 lalu, konsumsi rumah tangga masih menyumbang porsi terbanyak dalam angka pertumbuhan ekonomi. Dari 5,02 persen capaian pertumbuhan ekonomi nasional, 2,73 persen di antaranya ditopang oleh konsumsi rumah tangga. Sementara, komponen investasi berada di urutan kedua dengan porsi 1,47 persen. Di tengah ancaman perlambatan ekonomi akibat penyebaran virus corona, Indonesia membutuhkan sumbangan lebih banyak dari investasi agar angka pertumbuhan tidak terjun bebas.
Sebelumnya, Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi nasional tidak akan tembus 5 persen pada kuartal I 2020, yang dipengaruhi oleh perlambatan ekonomi China akibat penyebaran virus corona (2019-nCoV). Epidemi virus corona memang memukul perekonomian China lantaran banyak negara memutus jalur transportasi dari dan menuju negara tersebut.
Bank Dunia menyebut bahwa pertumbuhan ekonomi China berpotensi melambat sebesar 1-2 persen. Sedangkan, setiap perlambatan sebesar 1 persen di China akan berkontribusi terhadap perlambatan ekonomi Indonesia hingga 0,3 persen.
Awal Januari 2020 lalu, pemerintah merilis asumsi dasar makro perekonomian nasional yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024. Dalam RPJMN yang akan dilegalkan melalui Perpres ini, pemerintah mematok angka pertumbuhan ekonomi (rata-rata) hingga 2024 mendatang berada di rentang 5,6-6,2 persen per tahun. Khusus 2020, pemerintah mematok target pertumbuhan di angka 5,3 persen.
Sedangkan sepanjang 2019 lalu, Badan Pusat Statistik (BPS) menyampaikan ekonomi Indonesia hanya tumbuh 5,02 persen. Angka itu mengalami perlambatan dibanding pertumbuhan ekonomi pada 2018 yang menyentuh 5,17 persen.