REPUBLIKA.CO.ID TANGERANG -- PT Bank Central Asia Tbk (BCA) terus berupaya meningkatkan pertumbuhan Kredit Kendaraan Bermotor (KKB). Tahun lalu, penyaluran kredit tersebut mengalami penurunan sebesar 1,1 persen menjadi Rp 47,6 triliun.
Untuk mendongkrak pertumbuhan KKB, BCA pun akan lebih meningkatkan pembiayaan untuk mobil bekas. "Kita akan fokus ke pembiayaan mobil bekas, dari segi harga lebih terjangkau," kata Direktur BCA, Santoso Lim, Jumat (21/2).
Meski demikian, Santoso menegaskan, penyaluran kredit akan tetap disesuaikan dengan kemampuan perusahaan dalam menangani risiko. Perusahaan akan memperkuat proses audit untuk menekan risiko gagal bayar.
Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja, mengakui salah satu faktor menurunnya pertumbuhan KKB disebabkan kehadiran Moda Raya Terpadu (MRT). Menurut Jahja, sejak adanya sistem transportasi masal tersebut, masyarakat mulai jarang menggunakan kendaraan pribadi.
"Permintaan KKB ada di big city, khusus di Jakarta kendalanya MRT, lumayan menurunkan permintaan pasar," kata Jahja di Jakarta, Kamis (20/2).
Selain kehadiran MRT, masyarakat kini juga mulai beralih menggunakan transportasi daring. Jahja mengakui kehadiran transportasi daring terbukti memudahkan masyarakat ketika bepergian. Sehingga kebutuhan untuk membeli kendaraan pun semakin berkurang.
Padahal, menurut Jahja, KKB BCA telah menawarkan harga yang cukup bersaing. Jahja mengatakan, tahun lalu perseroan hanya menetapkan bunga sebesar 3,63 persen untuk KKB. Jahja mengakui, kontribusi terbesar penurunan KKB ini yaitu berasal dari penjualan motor. Sementara mobil disebut lebih stagnan.