EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Rekayasa Industri (Rekind), sebuah perusahaan di bidang EPC (engineering, procurement, construction) menorehkan prestasi 6 juta jam kerja aman tanpa kecelakaan. Catatan prestasi kerja tersebut diraih setelah perusahaan kontraktor nasional ini menyelesaikan proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Muara Laboh Tahap-1, berkapasitas 85 Megawatt (MW) di Solok Selatan, Sumatra Barat, milik Supreme Energy Muara Laboh (SEML) pada 16 Desember 2019.
Sertifikat pencapaian 6 juta jam kerja aman tanpa kecelakaan diserahkan langsung Construction Manager SEML, Christian Pintea kepada Project Manager Rekind, M. Fahirwan di lokasi PLTP Muara Laboh pada Sabtu (23/2). Pelaksanaan seremonial kegiatan yang dihadiri seluruh karyawan, mitra kerja dan pemilik proyek itu dilaksanakan bertepatan dengan Hari Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Nasional ke -50.
PLTP Muara Laboh berbasis Energi Baru dan Terbarukan (EBT) dan mampu memasok daya listrik untuk 340 ribu rumah tangga, khususnya di wilayah Solok Selatan. "Seiring dengan dukungan serta kerja sama dari masyarakat setempat dan Pemerintah Daerah Sumatra Barat, Rekind mampu untuk merampungkan pengerjaan proyek ini dengan selalu berusaha memberikan yang terbaik. Alhamdulillah setiap pekerjaan yang kami lakukan terukur dan terencana dengan tepat,” kata Fahirwan dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Ahad (23/2).
PLTP Muara Laboh Tahap-1 merupakan perwujudan pembangkit listrik yang masuk dalam program implementasi Proyek Strategis Nasional (PSN) yaitu proyek percepatan pembangkit tenaga listrik 35 ribu MW. Di wilayah Sumatra Barat, PLTP ini merupakan pembangkit listrik pertama yang memanfaatkan energi baru dan terbarukan.
Sumber energi baru dan terbarukan ini berasal dari WKP Liki Pinangawan Muara Laboh. Sejak kali pertama berkecimpung dalam bidang panas bumi, Rekind telah mengerjakan 16 proyek PLTP di Indonesia dengan jumlah kapasitas sebesar 995,4 MW.