EKBIS.CO, JAKARTA -- Perum Bulog menyatakan, stok beras jelang Hari Raya Idul Fitri aman. Saat ini, cadangan beras di gudang Bulog sekitar 1,7 juta ton.
"Sampai tahun baru (juga) masih bisa. Kita yang nggak punya stok gula, itu saja. Sudah disampaikan kita butuh stok gula," ujar Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Tri Wahyudi Saleh saat ditemui wartawan di Kantor Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Jakarta, Kamis, (27/2).
Ia menyatakan, Bulog siap memenuhi stok gula bila mendapat penugasan. "Jadi tergantung pemerintah," kata Tri.
Hanya saja, kata dia, sampai sekarang belum mendapat penugasan. "Prinsipnya kalau ditugaskan kami siap," tegasnya.
Sebelumnya, Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan, sudah mengajukan permohonan impor untuk komoditas gula pasir konsumsi atau Gula Kristal Putih (GKP). BKP mengusulkan supaya sebanyak 130 ribu ton gula diimpor dari India.
Kepala BKP Agung Hendriadi menjelaskan, pengajuan tersebut dilakukan demi menjaga stok. Sebab, masa giling tebu di Tanah Air diperkirakan mundur.
Biasanya masa giling tebu sudah dimulai pada Mei. Hanya saja kali ini kemungkinan baru mulai pada Juni atau Juli karena dampak dari masa tanam yang juga mundur akibat kemarau.
"Gula itu kan karena ada musim giling-giling. Jadi kalau untuk musim gilingnya Mei itu sebenarnya aman, sebab kita masih punya stok. Nah yang 130 ribu ton tersebut untuk antisipasi kekurangan mundurnya giling tadi," jelas Agung kepada wartawan di Jakarta, Kamis, (27/2).
Dirinya menjelaskan impor gula itu merupakan barter dengan India. "Mereka dapat akses sawit kita," ujar dia.
Rencananya, impor gula dari India tersebut mulai masuk pada Mei 2020 mendatang. Hanya saja, kata Agung, usulan impor ini belum final, sebab masih harus dibahas dahulu dengan kementerian atau lembaga lainnya lewat Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas).