EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) dan Chevron Pasific Indonesia hingga saat ini belum menyelesaikan proses alih kelola Blok Rokan. Jika tak kunjung selesai, SKK Migas mendesak Chevron untuk melakukan investasi di Blok Rokan pada tahun ini.
Kepala SKK Migas, Dwi Sutjipto menjelaskan investasi untuk pengeboran perlu dilakukan pada tahun ini agar tidak terjadi penurunan alami atau natural decline. Maka dari itu, Pertamina perlu memulai lebih dulu pengerjaan untuk pengeboran. Sayangnya, hingga kini kesepakatan terkait hal tersebut belum juga ada titik terang.
Dwi menjelaskan untuk mengantisipasi decline rate SKK tengah menyiapkan beberapa skenario jika nantinya Pertamina tak dapat masuk di Blok Rokan untuk melakukan kegiatan investasi di Blok Rokan. Salah satunya yakni dengan mendesak agar Chevron mau berinvestasi sebelum kontrak berakhir di tahun depan.
"Di antaranya yakni Chevron sendiri yang akan investasi. Sehingga di akhir project kita gimana mengompensasi unrecovered cost sisa yang belum terkelola. Kita sedang menunggu proposal dari Chevron," ujar Dwi saat ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Jumat (28/2).
Selain rencana untuk melakukan kegiatan pengeboran di tahun ini. Pertamina juga bakal menerapkan teknologi (Enhanced Oil Recovery/EOR) yang telah dikerjakan Chevron di Blok Rokan.
Chevron telah melakukan uji coba teknologi tersebut dengan menginjeksi bahan kimia ke sumur minyak di Lapangan Minas. Hasilnya, terdapat potensi produksi minyak hingga 100 ribu barel per hari.
Dengan asumsi tersebut, pada 2024, produksi Blok Rokan seharusnya bisa meningkat dan mencapai 500 ribu barel per hari sesuai dengan proposal Pertamina kepada pemerintah.
Sebelumnya, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan pihaknya kesulitan melaksanakan transisi di Blok Rokan pada tahun ini. Sebab, perusahaan migas pelat merah tersebut baru dapat berinvestasi ketika alih kelola dengan Chevron Pacific Indonesia pada Agustus 2021.
"Secara hukum kami memang baru akan mengelola pada Agustus 2021, konsesinya masih dimiliki Chevron saat ini," ujar Nicke beberapa waktu lalu.
Berdasarkan data, Blok Rokan merupakan blok minyak terbesar di Indonesia. Blok migas seluas 6.220 kilometer ini memiliki 96 lapangan dengan tiga lapangan memiliki potensi minyak yang baik yaitu Duri, Minas dan Bekasap.