EKBIS.CO, JAKARTA -- PGN berkomitmen untuk menjaga ketahanan energi gas di Jawa Timur tetap terpenuhi. Oleh karena itu, pengembangan infrastruktur gas bumi juga akan ditingkatkan seiring dengan pertumbuhan ekonomi masyarakat Jawa Timur. PGN juga akan meningkatkan sumber energi primer dalam upaya pemenuhan kebutuhan energi tersebut.
“Jaringan pipa gas di Jawa Timur untuk menyalurkan gas bumi telah mencapai lebih dari 1.900 Km. Di Jawa Timur terdapat pusat-pusat industri dan populasi rumah tangga yang cukup padat sehingga pemakaian energi gas bumi cukup tinggi. Volume kebutuhan gas Jawa Timur 150 - 160 BBTUD, namun di 2019 pasokan yang bisa disalurkan sekitar 130 BBTUD,” ungkap Sekretaris Perusahaan PGN, Rachmat Hutama, Ahad (1/3).
Selama ini pasokan gas di Jawa Timur bersumber dari beberapa lapangan KKKS. Sejak 3 tahun ini, kondisi lapangan beberapa kali mengalami gangguan dan penurunan alamiah sehingga menyebabkan ketahanan pasokan gas bumi Jawa Timur terganggu.
Sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan gas yang meningkat, PGN memperpanjang pasokan gas di Jawa Timur dengan PT Ophir Indonesia (Madura Offshore) Pty Ltd (“Ophir”). Untuk menjaga kebutuhan yang semakin meningkat dan kondisi pasokan yang menurun, Ophir akan memperpanjang pasokan gas yang bersumber dari Lapangan Maliwis dengan Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG) yang telah ditandatangani ada 19 Februari 2019 lalu. Selama ini pasokan PGN di Jawa Timur yang bersumber dari Lapangan Maleo.
“Kerjasama pasokan gas untuk lapangan Maliwis sampai tahun 2023 dengan volume rata-rata sebesar 20 BBTUD. Dengan demikian, ketahanan pasokan kebutuhan gas di Jawa Timur untuk sementara waktu dapat terjaga,” ujar Rachmat.
"PGN akan terus hadir sebagai solusi pemenuhan kebutuhan energi baik gas bumi. Kami akan menjadi bagian dalam peningkatan daya saing perekonomian dan ketahanan energi yang berkelanjutan dan bersama seluruh stakeholder bersinergi untuk menjadi solusi bagi pemenuhan kebutuhan gas bumi untuk seluruh sektor yang berdampak untuk perekonomian nasional," ujar Direktur Komersial PGN, Dilo Seno Widagdo.
Di sisi lain, untuk mencari solusi kebutuhan gas bumi di Jatim dan untuk meningkatkan ketahanan pasokan gas, pengembangan terminal LNG di Teluk Lamong ditargetkan akan selesai secara permanen pada tahun 2020 untuk pemenuhan kebutuhan gas di Jawa Timur sebesar 180 MMSCFD di tahun 2023, serta dapat berkembang untuk memenuhi semua kebutuhan gas di Jawa Timur sebesar 600 MMSCFD.
“Selain memenuhi kebutuhan gas dan kepastian pasokan yang lebih terjamin, pengembangan LNG Teluk Lamong ditargetkan dapat memberikan efisiensi untuk konsumen dan memperluas pelayanan gas bumi. Terminal energi Teluk Lamong juga bagian dari strategi untuk mendukung tercapainya kemandirian energi nasional,” jelas Rachmat.
Dalam menjalankan operasional memasok gas di Jawa Timur, PGN selalu berupaya agar aliran gas tetap bisa stabil. Maka dari itu, terminal LNG juga menjadi solusi sebagai sumber alternatif apabila terjadi kekurangan pasokan.
“Untuk menghindari kondisi shortage atau kekurangan pasokan gas di Jawa Timur, perlu integrasi dan sinkronisasi perencanaan infrastruktur, pasokan dan demand secara mendalam. Penyediaan pasokan gas dari LNG menjadi opsi untuk menjaga reliability dan security pasokan gas di Jawa Timur, ” tambah Rachmat.