Sabtu 07 Mar 2020 08:46 WIB

Harga Minyak RI Anjlok 13 Persen Karena Wabah Corona

Rata-rata ICP bulan Februari 2020 mencapai 56,61 dolar per barel atau turun 13 persen

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Dwi Murdaningsih
Karyawan melayani pengisian bahan bakar minyak (BBM) kendaraan konsumen di SPBU Coco Plaju, Palembang, Sumatera Selatan, Kamis (20/2/2020).
Foto: Antara/Nova Wahyudi
Karyawan melayani pengisian bahan bakar minyak (BBM) kendaraan konsumen di SPBU Coco Plaju, Palembang, Sumatera Selatan, Kamis (20/2/2020).

EKBIS.CO, JAKARTA -- Merebaknya wabah virus corona membuat harga minyak dunia anjlok sepanjang Februari Maret. Hal ini juga membuat harga minyak RI turut terimbas sehingga anjlok hingga 13 persen.

Kepala Biro Klik Kementerian ESDM, Agung Pribadi menjelaskan berdasarkan hasil perhitungan Formula ICP, rata-rata ICP bulan Februari 2020 mencapai 56,61 dolar per barel, turun 13,41 persen atau sebesar 8,77 dolar per barel dari 65,38 dolar per barel pada Januari. Pada Desember 2019, ICP Indonesia berada di level 67,18 dolar per barel.

Baca Juga

Selain itu penurunan harga minyak juga dialami ICP Sumatra Light Crude (SLC) pada Februari 2020 yakni di level 57,18 dolar per barel. Ini turun sebesar 8,59 dolar per barel dari 65,77 dolar per barel pada Januari 2020.

Tim Harga Minyak Indonesia mengungkapkan penurunan harga minyak ini juga dipengaruhi penurunan harga minyak mentah utama di pasar internasional pada Februari 2020.

Sentimen lain ialah ketidakpastian sikap Rusia terhadap rencana OPEC+ untuk melakukan tambahan pemotongan produksi minyak mentah sebesar 600.000 barel per hari. Tak hanya itu, International Energy Agency (IEA) dan OPEC juga melaporkan penurunan proyeksi permintaan minyak mentah global tahun 2020.

IEA melaporkan proyeksi permintaan minyak mentah global di tahun 2020 turun sebesar 500.000 barel per hari (bph) menjadi 100,1 juta bph. Sementara, OPEC melaporkan proyeksi permintaan minyak mentah global di tahun 2020 turun sebesar 250.000 bph menjadi 100,98 juta bph.

"EIA melaporkan peningkatan stok minyak mentah AS pada bulan Februari 2020 sebesar 8,3 juta barel menjadi sebesar 443,3 juta barel dibandingkan bulan Januari 2020," ucap Agung, Jumat (6/3).

Penurunan harga minyak mentah di kawasan Asia Pasifik dipengaruhi oleh anjloknya permintaan produk minyak mentah di China karena virus corona. Akibat virus ini transportasi umum tidak beroperasi dan aktivitas ekonomi China rendah. Selain itu juga disebabkan melambatnya pertumbuhan ekonomi India.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement