EKBIS.CO, JAKARTA -- Akhir 2019, dunia dikejutkan dengan merebaknya wabah virus corona jenis baru atau Covid-19 yang berawal dari Wuhan di Provinsi Hubei, China dan kemudian menyebar ke sejumlah negara. Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat hingga 6 Maret 2020, sebanyak 88 negara di luar China melaporkan adanya kasus Covid-19.
Penyebaran virus itu juga memberi imbas terhadap aktivitas ekonomi di antaranya sektor perdagangan, pariwisata, ekspor impor hingga finansial. Menyikapi kondisi tersebut, Pemerintah Indonesia menyiapkan sejumlah jurus untuk menahan laju dampak negatif terhadap perekonomian Tanah Air.
Sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) juga tidak ketinggalan berkontribusi sesuai dengan kapasitas masing-masing, salah satunya dari perbankan. BUMN bidang jasa keuangan itu membuat terobosan tidak hanya mendorong sektor ekonomi tapi juga melakukan misi sosial.
Sebut saja PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI yang melakukan langkah konkret dengan membagikan masker gratis bagi warga negara Indonesia yang bekerja di negara-negara terdampak wabah Covid-19. Hingga 9 Februari 2020, BNI bersama BUMN lain yakni Garuda Indonesia, RNI, Bank Mandiri, Bank BTN, dan BNI Life sudah mengirimkan masker sebanyak 161.000 buah ke Hong Kong, Korea, Singapura, dan Taiwan.
Peluang baru
Meski ada Covid-19, bukan berarti perbankan berhenti melakukan inovasi untuk tetap memutar roda ekonomi melalui fungsi intermediasinya. Bank-bank yang tergabung dalam Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) sedang menuntaskan pengukuran besaran dampak dari Covid-19 kepada industri.
Langkah itu dilakukan untuk memetakan peluang-peluang yang justru terbuka dan bisa tumbuh meski ada wabah tersebut. Tidak menutup kemungkinan bank-bank BUMN itu dapat melakukan ekspansi kepada sektor-sektor ekonomi yang tidak terkena dampak wabah.
Adapun sektor yang terkena dampak Covid-19 di antaranya manufaktur, pariwisata, komoditas, farmasi/kesehatan dan transportasi. "Kami juga melakukan pengkajian kebijakan-kebijakan yang dirilis oleh pemerintah, Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)," kata Wakil Direktur Utama BNI Anggoro Eko Cahyo.
Upaya membuka peluang baru tersebut dilakukan melalui aktivitas nyata oleh bank-bank BUMN. Contohnya, BNI mengundang 30 pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang menjadi mitra binaan ke Jakarta pada 2-3 Maret 2020.
Pelaku UMKM yang berasal dari berbagai kota di Indonesia itu diberikan pelatihan terbaru terkait industri, peluang-peluang yang masih terbuka, hingga cara memperbaiki produk agar sesuai dengan minat pasar internasional.
Begitu juga dengan Bank BTN yang kian masif menggandeng berbagai mitra untuk menjaga ekosistem perumahan tetap berlangsung. Bank yang berfokus di segmen kredit perumahan itu baru saja meluncurkan produk yang menawarkan solusi pembiayaan dengan bunga single digit dengan bundling payroll.
"Sebelumnya kami juga memiliki program HFC (Housing Finance Center) bekerja sama dengan SBM ITB dan UGM dalam penyiapan pelatihan setingkat mini MBA bidang properti yang menghasilkan pengusaha muda di bidang properti," kata Direktur Utama Bank BTN Pahala N Mansury.
Tujuannya, lanjut dia, untuk membuka berbagai bisnis perumahan baru yang memperhatikan berbagai aspek untuk kelanjutan bisnis.
Ia menambahkan sudah ada sekitar 5.000 orang yang bersiap menjadi pengusaha muda bidang properti yang mendukung program pemerintah, sejuta rumah. Dengan adanya stimulus di sektor perumahan dari pemerintah, lanjut dia, akan semakin membuat bisnis perumahan juga terus berjalan sekaligus memberi peluang bagi masyarakat memiliki rumah.
Sektor perumahan, kata dia, memiliki efek berlipat untuk 171 industri lain sehingga diharapkan membantu menopang ekonomi nasional.
Gaya hidup
Selain upaya eksternal tersebut, bank-bank Himbara juga memiliki program yang terus dibudayakan secara internal demi menjaga kesehatan karyawannya, sekaligus mencegah merebaknya virus corona. Manajemen BNI misalnya mengembangkan Program Healthy Lifestyle for Hi-Movers tahun 2020.
Di dalam program tersebut, bank pelat merah itu meminta kepada seluruh pegawainya mengikuti langkah preventif umum dan khusus untuk melindungi diri dari wabah Covid-19. Langkah preventif umum itu di antaranya mengharuskan pegawai beserta keluarga meningkatkan kondisi kesehatan dengan cara memperhatikan kebersihan, mengonsumsi makanan sehat, bersih, dan bergizi serta mengonsumsi multivitamin yang ditunjang olahraga rutin.
Selain itu, mewajibkan penggunaan masker bagi pegawai yang sakit di lingkungan kantor dan menyediakan vaksin influenza bagi pegawai. Sedangkan langkah preventif khusus, pihaknya menekankan kepada pegawai dan keluarga inti menghindari bepergian ke negara terjangkit Covid-19 baik untuk kepentingan dinas ataupun pribadi.
Karyawan diminta menyesuaikan daftar negara yang perlu dihindari berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan. Apabila bepergian ke luar negeri terutama ke negara terjangkit Covid-19 tidak bisa ditunda, maka pegawai diwajibkan melindungi kesehatan diri salah satunya dengan menggunakan masker.
Jika mereka kembali ke Tanah Air, pegawai wajib memeriksakan diri ke rumah sakit yang ditunjuk pemerintah, untuk mendapatkan surat keterangan sehat sebelum kembali bertugas.
BNI juga mengoptimalkan pembersihan ruang kerja dan sarana penunjangnya secara detail menggunakan disinfektan. Manajemen juga menyediakan cairan pembersih tangan di sejumlah titik dan alat ukur suhu tubuh untuk memeriksa setiap pegawai atau tamu yang masuk ke gedung.
Khusus bagi pegawai kantor cabang luar negeri atau pegawai yang sedang tugas belajar di negara yang terjangkit Covid-19, BNI mewajibkan mereka menggunakan masker saat bepergian ke tempat umum dan membatasi perjalanan ke luar rumah apabila tidak bersifat mendesak.
Hal yang sama juga diterapkan manajemen BRI mengantisipasi wabah Covid-19. Corporate Secretary BRI Amam Sukriyanto mengatakan pihaknya menerapkan sepuluh anjuran Gerakan Masyarakat Sehat (Germas) yang sudah disosialisasikan ke seluruh unit kerja.
Adapun anjuran itu di antaranya makan dengan gizi seimbang, rajin berolahraga, cuci tangan pakai sabun dan menjaga kebersihan lingkungan. Selain itu, anjuran untuk tidak merokok, menggunakan masker atau menutup mulut dengan lengan atas bagian dalam jika batuk, kemudian makan makanan yang matang dan sehat.
Pihaknya juga menempatkan alat pendeteksi suhu tubuh atau thermotermal infrared dan penggunaan cairan pembersih tangan di kantor pusat di Jakarta. "Penerapan ini adalah langkah pencegahan untuk membatasi ruang gerak penularan virus di wilayah kerja kami," katanya.
Sementara itu, Bank Mandiri juga menerapkan serangkaian protokol khusus untuk mencegah penyebaran wabah virus corona. Corporate Secretary Bank Mandiri Rully Setiawan menjelaskan penyusunan protokol tersebut dilakukan unit Business Continuity Management (BCM) pada periode awal merebaknya wabah Covid-19.
Sosialisasi kemudian digencarkan di kantor pusat dan cabang di Tanah Air setelah pemerintah mengumumkan adanya kasus positif Covid-19 di Indonesia. Ia menjelaskan protokol disusun tidak terlepas dari analisa keseluruhan terhadap dampak penyebaran virus Covid-19, termasuk terhadap bisnis dan operasional perseroan.
"Penerapannya pun, kami pastikan dilakukan secara berhati-hati agar tidak mengganggu kenyamanan nasabah, tamu dan karyawan," katanya.
Di balik musibah, pasti ada hikmah. Penyebaran wabah virus corona mengingatkan semua pihak untuk menerapkan gaya hidup sehat.
Saatnya semua pihak, tak hanya pemerintah tetapi juga termasuk kalangan BUMN bergandengan tangan, melalui kerja bersama menekan dampak Covid-19, sembari menantikan vaksin virus itu yang sedang diuji para ahli kesehatan.