EKBIS.CO, JAKARTA -- Harga minyak dunia yang menyentuh level 35,79 dolar AS per barel pada Senin (9/3) pagi dimanfaatkan Pertamina untuk menambah impor minyak mentah (crude) untuk cadangan. Pemerintah pun memberikan sinyal positif atas rencana ini.
Plt Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Kementerian ESDM, Ego Syahrial menjelaskan sebenarnya aktivitas impor minyak mentah sudah berjalan seperti biasa ditengah kondisi Indonesia merupakan negara nett importir. Namun dengan harga minyak dunia yang sedang murah, maka pemerintah melihat peluang untuk Pertamina menambah impor crude untuk cadangan.
"Harga anjlok ya kita menikmati dong. Sebenarnya impor crude kan memang sudah berjalan. Tapi Pertamina pasti punya strategi untuk mengamankan," ujar Ego di Kementerian ESDM, Senin (9/3).
Hal ini diamini oleh Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati. Ditemui di Kementerian ESDM, Nicke menjelaskan penurunan harga minyak dunia, kalau dari sisi hilir migas merupakan sebuah keuntungan. Ini bisa menjadi momen bagi perusahaan untuk menambah cadangan minyak mentah yang akan diolah di kilang.
"Kalau di hilir kan bagus ya. Karena kita akan beli banyak jadinya. Karena mumpung harga minyak juga lagi murah," ujar Nicke.
Pada 2019 kemarin perusahaan sudah melakukan impor minyak mentah sebanyak 87 juta barel dan menghabiskan anggaran sebanyak 5,7 miliar dolar AS. Sedangkan untuk BBM, pertamina mengimpor 128,4 juta barel dengan uang sebesar 8,8 miliar dolar AS.