EKBIS.CO, JAKARTA -- Anggota World Bank Group International Finance Corporation (IFC) memberikan fasilitas pinjaman sebesar Rp 2,75 triliun yang merupakan private arrangement antara Bank OCBC NISP dan IFC. Aksi korporasi ini merupakan bagian dari Program Pembiayaan Berkelanjutan (Sustainability Bond Program) Bank OCBC NISP yang terdiri dari green bond dan gender bond.
Presiden Direktur Bank OCBC NISP Parwati Surjaudaja mengatakan dana yang diperoleh dari gender bond akan memungkinkan perseroan untuk meningkatkan penyaluran kredit kepada pengusaha wanita dan UKM milik wanita.
“Green bond akan mendukung Bank OCBC NISP untuk meningkatkan penyaluran pembiayaan berwawasan lingkungan terutama untuk pengembangan proyek-proyek hijau dan pembiayaan properti hijau,” ujarnya dalam keterangan tulis di Jakarta, Selasa (10/3).
Menurutnya kerja sama gender bond merupakan yang pertama kali dilakukan di Indonesia, dan kedua di Asia-Pacific, setelah penerbitan obligasi gender Bank Ayudhya pada 2019 di Thailand, yang juga didukung oleh IFC. Green bond Bank OCBC NISP merupakan kelanjutan dari kesuksesan green bond pertama pada 2018 yang telah disalurkan seluruhnya.
“IFC memperkirakan bahwa potensi pembiayaan hijau/berwawasan lingkungan di Indonesia dapat mencapai 274 miliar dolar AS dari 2016 hingga 2030,” ucapnya.
Menurutnya sebagai negara kepulauan yang dalam beberapa dekade telah mengalami pertumbuhan padat karbon yang tinggi, Indonesia menjadi rentan terhadap dampak perubahan iklim. Oleh karena itu, pembiayaan hijau/berwawasan lingkungan sangat penting bagi Indonesia dalam mencapai target pengurangan emisi gas rumah kaca, yaitu 29 persen pada 2030.
Menurutnya pendanaan ini juga dimanfaatkan untuk memberdayakan wanita dalam membangun bisnis yang berkelanjutan. Inisiatif ini merupakan salah satu upaya kami dalam mendorong proses bisnis menuju pembangunan berkelanjutan dan memastikan masa depan yang lebih baik untuk generasi mendatang.
Gender bond didukung oleh program Women Entrepreneurs Finance Initiative (We-Fi) dan sejalan dengan tujuan pembangunan Pemerintah Indonesia untuk mengurangi kesenjangan gender. Green bond, yang mencakup aspek bangunan berwawasan lingkungan sebagai segmen prioritas utama, didukung oleh program UK Government’s Market Accelerator Green Construction yang bertujuan untuk mempromosikan konstruksi berwawasan lingkungan dan mendukung perkembangan kredit pemilikan properti berwawasan lingkungan.
“Inisiatif ini juga sejalan dengan kebijakan insentif Bank Indonesia mengenai pembiayaan properti berwawasan lingkungan,” ucapnya.