Warta Ekonomi.co.id, Surakarta -- Saat virus corona mulai menyebar pada awal 2020, pertanyaan soal topik itu banyak ditanyakan di internet, termasuk di Indonesia. Penyebaran dan cara pencegahan jadi sejumlah pertanyaan yang banyak dilontarkan oleh warganet.
Karena itu, ketika Indonesia mengonfirmasi kasus corona pada awal Maret, masyarakat pun mengandalkan aplikasi layanan kesehatan guna mencari jawaban dari pertanyaan-pertanyaan itu.
Nah, aplikasi kesehatan daring (healthtech) pun mengalami lonjakan kunjungan. Aplikasi apa sajakah itu?
Baca Juga: Om Bill Gates dan Mas Zuckerberg Tak Pelit Kucurkan Duit untuk Berantas Corona
Alodokter mencatatkan dua juta kunjungan pada artikel corona. "Kami punya banyak artikel yang menduduki posisi atas Google, termasuk tentang corona dan itu tampil di halaman utama sejak informasi soal virus tersebut beredar," jelas Manajer Pemasaran Medis Alodokter, Abi Noya, dikutip dari KrAsia, Rabu (11/3/2020).
Alodokter juga mengklaim adanya peningkatan jumlah unduhan aplikasi dan interaksi pengguna di dalamnya, salah satunya di fitur konsultasi daring dengan dokter.
Abi menambahkan, "tapi kenaikan tingkat aktivitas tak hanya didorong oleh corona, tetapi juga dari kebutuhan pengguna untuk mencari dan menemukan informasi kesehatan dengan mudah."
Halodoc pun mencatatkan peningkatan aktivitas pengguna. Wakil Presiden Pemasaran Halodoc, Felicia Kaliwarang menyebtu, pencarian seputar virus corona melonjak 600% di platform-nya.
"Sejak penyakit Covid-19 pecah di tingkat global, kami telah merilis setidaknya tiga konten pendidikan per hari," kata Felicia.
Guna mengantisipasi lonjakan kunjungan, Halodoc telah mengatur lebih banyak dokter siaga untuk melayani pertanyaan. Saat ini, ada lebih dari 22 ribu dokter yang bergabung di ekosistem Halodoc.
Mengenai masker, Felicia mengklaim itu akan dijual dengan harga lebih murah dari pasar--mengingat banyak oknum yang menaikkan harga masker secara tidak masuk akal sejak corona mewabah.