EKBIS.CO, MALANG -- Walikota Malang Sutiaji mengungkapkan akan mendorong inovasi digitalisasi layanan kesehatan yang diinisiasi oleh BPJS Kesehatan di Kota Malang. Salah satunya adalah inovasi antrean online yang diaplikasikan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan.
“Era digitalisasi harus dimanfaatkan dengan baik, dan BPJS Kesehatan dengan cerdas memanfaatkannya ini di aspek layanan kesehatan. Kita sering dapat laporan bahwa yang sering menjadi aduan peserta terhadap layanan BPJS Kesehatan adalah antrean, namun hal ini sudah dijawab dengan baik,” kata Sutiaji.
Sutiaji juga menambahkan, inovasi ini juga sejalan dan mendukung visi Pemerintah Kota Malang. Menurutnya fasilitas pelayanan kesehatan di kota Apel ini sudah didukung oleh infrastruktur yang dapat mengkolaborasi dengan inovasi digital bagi pelayanan publik.
“Kita sudah 100 persen implementasikan antrean online. Kurang lebih itu ada 72 FKTP di Kota Malang yang sudah. Dan ini akan terus kita kembangkan, dan tidak menutup kemungkinan ada keharusan bagi rumah sakit-rumah sakit untuk menggunakannya juga. Juga untuk layanan promotif dan preventif," kata Sutiaji.
Ia menambahkan Pemerintah Kota Malang terus mendorong digitalisasi pelayanan kesehatan di Kota Malang melalui edukasi dan sosialisasi. Ia sangat mengapresiasi masyarakat yang mau turut serta mensosialisasikan manfaat dari antrean online lewat Mobile JKN ini.
“Kami akan upayakan masyarakat Kota Malang dapat men-download aplikasi Mobile JKN agar inovasi ini dapat dimanfaatkan langsung. Kami targetkan dalam tiga sampai empat bulan ke depan, kepesertaan bisa mencapai 50 hingga 70 persen sudah harus pakai mobile JKN, karena mereka sudah tahu manfaat dari antrean online. Aplikasi Mobile JKN ini lebih efisiensi dan efektivitas jelas, ” kata Sutiaji.
Sementara itu Wakil Ketua BK DPRD Kota Malang Bayu Reksoaji mengungkapkan inovasi digital yang dikembangkan BPJS Kesehatan dan diaplikasikan di fasilitas kesehatan Kota Malang diharapkan akan meningkatkan produktivitas masyarakat.
“Dengan aplikasi ini peserta dapat memprediksi waktu kedatangan. Artinya produktivitas masyarakat juga akan meningkat,” kata Bayu. Bayu juga berharap aplikasi Mobile JKN ini akan terus dikembangkan. Menurutnya selain fitur antrean juga sekarang sudah ada fitur konsultasi online. “Ini sangat bagus sekali,” ujar Bayu.