EKBIS.CO, TANGERANG -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) memastikan pemerintah selalu memantau dinamika pasar keuangan dan nilai tukar rupiah yang mengalami tekanan, terutama pekan ini. Jokowi menyampaikan, guncangan sebetulnya tidak hanya dirasakan pasar keuangan domestik namun juga global, terlebih setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan penyakit oleh virus corona baru (Covid-19) sebagai pandemi.
"Sekarang ini pasar keuangan di seluruh dunia mengalami guncangan dan kepanikan. Kita tak bisa melawan kepanikan global namum pemerintah dan otoritas keuangan selalu memantau dan membuat kebijakan cepat," jelas Jokowi usai meninjau terminal kedatangan internasional Bandara Soekarno Hatta, Jumat (13/3).
Presiden melanjutkan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI) sudah menyusun relaksasi dan pelonggaran. Di sektor fiskal, ujar Jokowi, Kementerian Keuangan juga melonggarkan aturan pajak dan memberikan sejumlah insentif terutama untuk industri manufaktur.
Industri ini dianggap paling terimbas oleh Covid-19, setelah sektor pariwisata terpukul lebih dulu. "Pemerintah tadi pagi berikan relaksasi terhadap pajak dan isnentif. Tanyakan teknis ke menteri terkait," kata Jokowi.
Indeks saham sempat mengalami dua kali pembekuan sementara atau trading halt pekan ini. Sementara Index Dow Jones, pada Jumat (13/3), terkoreksi cukup dalam sebesar 9,99 persen diikuti S&P 500 turun 9,51 persen dan Nasdaq anjlok sebesar 9,43 persen. Dari Asia, indeks Nikkei 225 anjlok 6,08 persen, Hang Seng turun 1,14 persen, dan Shanghai Composite melemah1,23 persen.
Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tercatat melemah di perdagangan pasar spot pada Jumat (13/3) dengan Rp 14.740 per dolar AS.