EKBIS.CO, JAKARTA -- Upaya pemerintah mendorong pengelola dana pensiun dan asuransi melakukan penetrasi di pasar modal dinilai kurang efektif untuk mengerek indeks saham domestik. Meski berpengaruh, langkah tersebut tidak cukup mampu membuat indeks berbalik menguat.
"Tentu ada pengaruhnya, tapi tidak akan terlalu signifikan karena sentimen utamanya sangat berat," kata analis PT Koneksi Kapital Indonesia Alfred Nainggolan kepada Republika.co.id, Ahad (15/3).
Menurut Alfred, dana pensiun dan asuransi hanya akan berpengaruh terhadap likuiditas di pasar saham. Efeknya pun sebatas mengurangi penurunan indeks harga saham gabungan (IHSG). Dari sisi dana, kedua institusi tersebut juga cukup terbatas.
Alfred melihat masuknya dana pensiun dan asuransi ke pasar saham justru berpotensi meningkatkan aksi jual. Dampak yang sama juga akan berlaku terhadap aksi pembelian kembali (buyback) saham.
"Secara teoretis, ini menjadi kesempatan bagi pemegang saham untuk melepas ketika ada investor yang mau beli," kata Alfred.
Alfred mengakui Covid-19 merupakan sentimen yang kuat dan sangat memengaruhi pasar. Tidak hanya di Indonesia, wabah ini juga melanda berbagai negara lainnya, termasuk negara dengan pertumbuhan ekonomi terbesar seperti China dan Amerika Serikat.
Alfred memperkirakan penurunan indeks saham pun masih berpotensi terjadi. Selama belum ditemukannya vaksin Covid-19, pasar masih akan terus goyah. Berbagai kebijakan atau stimulus yang dikeluarlan pemerintah dan regulator hanya akan bersifat meredam penurunan.
"Ending yang diharapkan dari Covid-19 ini adalah vaksin. Di beberapa negara sudah mulai ada penurunan kasus, itu juga yang ditunggu pasar," tutur Alfred.