EKBIS.CO, JAKARTA -- Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudistira mendorong pemerintah mempercepat pelaksanaan stimulus jilid tiga karena penyebaran Covid-19 yang meluas baik nasional dan global. Stimulus ekonomi jilid tiga ini menyasar sektor kesehatan.
"Harusnya stimulus ketiga menjadi stimulus yang pertama, mendahulukan masalah kesehatan," katanya dihubungi di Jakarta, Jumat (20/3).
Ia memperkirakan stimulus satu terkait pariwisata dan stimulus dua terkait pajak pekerja serta dunia usaha yang lebih dulu muncul karena asumsinya saat itu penyeberan Covid-19 belum meluas. Padahal, lanjut dia, stimulus satu dan dua, bisa diterapkan setelah masa pemulihan.
Ia menilai stimulus satu terkait pariwisata misalnya, diprediksi tidak banyak menarik minat masyarakat karena Covid-19 yang meluas dan peluncurannya terbalik. "Stimulus satu dua agak kebalik, harusnya (stimulus) kesehatan dulu, beberapa bulan mulai turun pandemik, baru pariwisata digenjot, kesehatan menjadi panglimanya," katanya.
Ia berharap ketiga stimulus dapat saling mendukung meski koridornya terpisah salah satunya pada tataran pelaksana yang berbeda.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pemerintah sedang merancang stimulus ketiga terkait pariwisata. Namun, Menkeu belum dapat memastikan jumlah anggaran yang akan dikeluarkan untuk stimulus jilid tiga karena pihaknya masih berkoordinasi dengan BNPB dan Kementerian Kesehatan untuk menghitung kebutuhan anggaran.
Sri Mulyani mengatakan anggaran pada stimulus jilid tiga nantinya akan digunakan untuk peningkatan kapasitas dan kualitas rumah sakit hingga kebutuhan alat pelindung diri (APD) pekerja medis.
“Kita masih kasih surat edaran BNPB dan Kemenkes masih hitung juga jadi kita masih lihat berapa untuk meningkatkan kapasitas RS dan masker artinya kalau ada belanja modal kita shift semua ke sana,” ujarnya.