EKBIS.CO, JAKARTA -- Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Daeng M Faqih mengapresiasi komitmen Menteri BUMN Erick Thohir yang terus mendorong BUMN membantu tenaga kesehatan (nakes) dalam penanganan corona (Covid-19). Daeng menyebut segala bantuan, baik dari BUMN, swasta, dan masyarakat sangat berarti bagi perjuangan tenaga kesehatan.
IDI, kata Daeng, mengucapkan terima kasih kepada Bank Mandiri yang memberikan perlindungan asuransi dengan total uang pertanggungan hingga Rp 1 triliun bagi tenaga kesehatan. "Kami sangat mengapresiasi. Apa yang dilakukan ini dalam rangka gotong-royong," ucap Daeng saat menerima pemberian asuransi secara simbolis oleh Direktur Utama Bank Mandiri Royke Tumilaar di Jakarta, Rabu (1/4).
Daeng mengaku akan meneruskan pesan dan bantuan dari BUMN kepada para tenaga kesehatan. Daeng berharap masifnya dukungan dari berbagai pihak mampu menguatkan semangat para tenaga kesehatan. Daeng menilai, apa yang dilakukan Erick dalam mendorong ketersediaan pengadaan alat pelindung diri (APD) bagi tenaga kesehatan memang sangat dibutuhkan saat ini.
"Yang kami butuhkan dorongan semua pihak dan Kementerian BUMN untuk beberapa kebutuhan seperti ruang isolasi dan alat bantu pernapasan oksigen dan ventilator, mudah-mudahan pak menteri tidak lelah untuk mendukung kami," ucap Daeng.
Daeng menyebut para petugas kesehatan tak sekadar garda terdepan, melainkan juga menjadi benteng terakhir dalam menghadapi Covid-19. Daeng menilai dukungan kepada tenaga kesehatan mutlak dibutuhkan saat ini mengingat beratnya tugas yang mereka lakukan. Daeng menilai data pasien yang positif saat ini diperkirakan hanya 20 persen dari total data secara keseluruhan.
"Menurut pakar, dari yang positif 1.500 sekian itu sebetulnya hanya 20 persen dari jumlah total yang terinfeksi, jadi kalau mau gambaran yang terinfeksi berapa, tinggal kalikan, kira-kira (7.500) itu yang terinfeksi dan itu sudah menyebar ke seluruh Indonesia," kata Daeng.
Daeng menyampaikan penanganan pasien Korona tidak hanya dilakukan di 132 rumah sakit rujukan Covid-19, melainkan juga pada tingkat puskesmas lantaran penyebaran virus yang kian masif.