Kamis 02 Apr 2020 11:01 WIB

Petani Kebumen Panen Raya Hasilkan 10.35 Ton Padi

Petani selaku pahlawan pangan bertugas menyediakan bahan pangan utama masyarakat

Red: Hiru Muhammad
Pada bulan Maret 2020 telah dilaksanakan beberapa kali panen dan ubinan padi varietas Inpari 42 dengan menggunakan teknik Combine Harvester di Kecamatan Ambal. Dari hasil panen padi tersebut dan diperoleh rata-rata hasil panen sebanyak 10,35 ton per hektar.
Foto: istimewa
Pada bulan Maret 2020 telah dilaksanakan beberapa kali panen dan ubinan padi varietas Inpari 42 dengan menggunakan teknik Combine Harvester di Kecamatan Ambal. Dari hasil panen padi tersebut dan diperoleh rata-rata hasil panen sebanyak 10,35 ton per hektar.

EKBIS.CO, KEBUMEN -- Di tengah wabah virus Covid-19 yang sedang marak dan menyebar di tanah air, tidak menyurutkan semangat para petani Kabupaten Kebumen untuk tetap pergi ke sawah. Pada bulan Maret 2020 telah dilaksanakan beberapa kali panen dan ubinan padi varietas Inpari 42 dengan menggunakan teknik Combine Harvester di Kecamatan Ambal. Dari hasil panen padi tersebut dan diperoleh rata-rata hasil panen sebanyak 10,35 ton per hektar. 

Mengutip arahan yang disampaikan Tri Haryono selaku Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kebumen, angka luas panen padi di Kabupaten Kebumen berpotensi untuk terus bertambah. Hal tersebut disebabkan beragamnya varietas padi  yang ditanam di setiap kecamatan. 

“Lahan di Kebumen seluas 43.653,87 ha, sedangkan luas panen 4. 316 ha. Angka luas panen padi di Kabupaten Kebumen bisa terus bertambah, karena memang tanam padinya berbeda-beda tidak sama antara kecamatan yang satu dengan kecamatan yang lainnya,” ujarnya.

Endang selaku Koordinator BPP Kecamatan Ambal menambahkan bahwa hasil ubinan cukup tinggi karena petani melakukan budidaya tanaman sehat dengan menambahkan tambahan pupuk organik pada saat budidaya tanaman padi. Walaupun petani sempat kekurangan air, hal tersebut dapat diatasi dengan menggunakan pompa air guna mencukupi kebutuhan air. Selain itu, harga gabah yang beredar di pasaran saat ini adalah Rp 4.800 per kg gabah kering giling.

Tri Haryono menyatakan bahwa di tengah-tengah pandemik virus Covid-19, para PPL dan petani tetap bekerja karena salah satu tupoksi PPL adalah mendampingi kelompok tani.  Petani mengemban tugas selaku pahlawan pangan untuk tersedianya bahan pangan utama masyarakat. Petani harus tetap semangat saat turun kelapangan. Serta, petani tidak boleh mengabaikan upaya preventif dalam mencegah virus Covid-19. Hal tersebut dilakukan dengan menggunakan masker, mencuci tangan menggunkaan sabun secara berkala, menjaga jarak, dan mengurangi jumlah kerumunan. Beliau juga berpesan agar para petani selalu diberikan kesehatan dan pandemik ini segera berlalu.

Di tempat terpisah, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Suwandi,  menuturkan, Kementan bersama pemerintah terus berkoordinasi guna mengamankan produksi pangan dan kesehatan para petani dan petugas lapangan. Hal ini, penting agar kegiatan budidaya dan panen terus dilakukan sehingga produksi pangan saat wabah virus Covid-19 tetap meningkat. 

Hal ini, sesuai arahan Mentan SYL produksi pangan harus jalan terus, dan petani menjadi garda terdepan di tengah kondisi wabah seperti ini. Namun tetap harus juga dijaga kondisi petani, tetap bekerja tapi harus hati-hati juga.

Selain produksi, Suwandi menegaskan Kementan bersama pihak Kepolisian dan pemerintah daerah menjamin harga pangan petani yang menguntungkan. Kementan mendorong tindakan tegas aparat berwajib untuk memberi efek jera kepada oknum yang sengaja menaikkan harga dan menimbun bahan pangan.

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementan akan terus memantau pergerakan harga dan stok pangan di seluruh daerah sehingga petani dan masyarakat tidak perlu resah. “Jangan biarkan publik panik sehingga terjadi yang namanya panic buying. Kita usahakan mulai dari kebutuhan hingga produksi dalam negeri tetap berjalan," kata Suwandi

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement