Ahad 12 Apr 2020 15:18 WIB

Petani Kabupaten Wajo Panen Raya dan Langsung Tanam

semangat para petani Kabupaten Wajo saat ini sangat tinggi

Red: Hiru Muhammad
ilustrasi. Sebelum menghadapi musim panen para petani kabupaten Bojonegoro juga sudah dilatih dalam menggunakan teknologi alat mesin pertanian (Alsintan). Total produksi pada musim panen raya April ini bisa mencapai 346.725 ton
Foto: Kementan
ilustrasi. Sebelum menghadapi musim panen para petani kabupaten Bojonegoro juga sudah dilatih dalam menggunakan teknologi alat mesin pertanian (Alsintan). Total produksi pada musim panen raya April ini bisa mencapai 346.725 ton

EKBIS.CO, WAJO -- Pandemi Covid 19 atau virus corona yang melanda Indonesia tidak menghalangi petani melakukan panen dan langsung olah tanah untuk penanaman kembali. Kegiatan ini salah satunya terjadi di Kabupaten Wajo yang merupakan salah satu daerah sentra produksi di Provinsi Sulawesi Selatan.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Wajo, Muhammad Ashar mengungkapkan luas baku sawah Kabupaten Wajo tahun 2019 seluas 100.991 hektar. Luas panen padi pada bulan Januari hingga April 2020 sebesar 27.120 hektar dengan luas panen bulan Januari 2.658 hektar, Februari 2.279 hektar, Maret 4.427 hektar dan rencana panen bulan April seluas 17.756 hektar.

"Tidak hanya padi, petani pun memamen jagung. Luas panen jagung Januari sampai April 2020 seluas 11.439,5 hektar. Di mana luas panen bulan Januari 1.012 hektar, Februari 414,5 hektar, Maret 2.350 hektar dan April seluas 7.663 hektar dengan produksitivitas 9 ton per hektar," kata Ashar Ahad (12/4).

Ashar mengaku semangat para petani Kabupaten Wajo saat ini sangat tinggi melakukan penanaman, walau di tengah wabah virus corona. Usai panen jagung langsung melakukan kegiatan penanaman padi, contohnya petani Kelompok Tani Lamangappa, Desa Lautang, Kecamatan Belawa. Luas pertanaman jagung se Kecamatan Belawa 2.625 hektar dengan produktivitas 8,5 sampai 9 ton per hektar. 

"Semangat petani ini tentu karena dukungan program pemerintah daerah dan pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Pertanian. Banyak bantuan yang dirasakan petani di antara bibit, pupuk dan alat mesin pertanian (alsintan, red) untuk pengolahan lahan, tanam dan panen," terangnya.

"Harga gabah kering panen saat ini sangat menggembirakan petani, yaitu Rp 5.000 perkilogram. Harga jagung diharapkan mencapai Rp 3.500 perkilogram sehingga petani untung dan terus semangat melakukan penanaman," pinta Ashar.

Kepala Desa Lautang, Kecamatan Belawa, Wajo, Muhamad Nain mengapresasi program Kementan dalam mendorong produksi pangan dan peningkatan kesejahteraan petani. Pasalnya, telah memberikan banyak bantuan mulai dari bibit, pupuk, alsintan dan lahan pertanian Program Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani 2.325 hektar.

"Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Kementerian Pertanian karena Desa Lautang mendapat bantuan Program Serasi, yang mana irigasi sekunder dan sungai digali, bantuan bibit berikut pupuknya dan juga bantuan lainnya berupa traktor roda 4 dan traktor roda 2 serta alat tanam dan panen padi dan jagung," ujarnya.

Menurut Nain, bantuan alsintan sangat memudahkan petani untuk percepatan tanam. Saat ini petani merasakan hasil bantuan Kementan karena di tengah pandemi covid 19 tetap melakukan panen jagung 8,5 sampai 9 ton per hektar seluas 1.200 hektar dan dilanjutkan penanaman padi. 

"Kami benar-benar merasakan bantuan ini sangat meningkatkan pendapatan petani. Petani mengolah lahan lebih cepat menggunakan traktor roda 4 dan panen sampai pemipilan menggunakan mesin," terangnya.

Sementara itu di tempat terpisah, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Suwandi mengatakan pada masa panen raya ini, Kementam menerapkan protokol kesehatan penanganan virus Covid-19. Selain itu, juga diupayakan prasarana dan sarana pasca panen guna membantu petani dan menyelamatkan hasil panen.

"Sesuai arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, kita dan para petani dalam beraktivitas harus tetap tetap menjaga jarak fisik, mencuci tangan dengan sabun dan mengikuti anjuran pemerintah. Keselamatan dan terjaganya pendapatan petani serta stok pangan menjadi prioritas menghadapi masa pandemi corona," ujarnya

Terkait menjaga harga di kala puncak panen raya, Suwandi membeberkan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo memiliki program terobosan sebagai solusi nyata yakni melalui Kostraling (Komando Startegi Penggilingan Padi) melalui pendekatakan KUR (Kredit Usaha Rakyat). Dengan adanya KUR, penyerapakan hasil petani tidak dimainkan para tengkulak namun dibeli langsung oleh mitra atau penggilingan sebagai penjamin petani.

Data Ditjen Tanaman Pangan, realiasasi KUR sejak Januari hingga 3 April sudah mencapai Rp 3 triliun dari realisasi KUR tanaman pangan sebesar Rp 4 triliun. Artinya sudah 75 persen KUR terserap untuk usaha padi dan penggilingan. 

“Kita harapkan dengan KUR ini, para perusahaan mitra dan penggilingan mempunyai modal cukup untuk membeli gabah petani. Harga padi dan jagung petani tidak rendah, tapi pada posisi selalu menguntungkan petani,” jelas Suwandi.

Suwandi menambahkan pihaknya juga sedang menjajaki Kostraling bekerjasama dalam pemasaran online dalam menjual beras ke masyarakat. Selain itu, pemerintah juga sedang merancang bantuan untuk penggilingan jika harga gabah turun di bawah HPP.

"Dengan demikian, sesuai arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, pertanian atau penyediaan pangan tidak boleh berhenti terutama dalam melawan masa wabah virus corona. Ini saatnya kita menjadi pahlawan pangan untuk menyelamatkan bangsa. Pastikan jangan sampai ada pangan yang tertahan dan petani sejahtera," katanya.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement