Warta Ekonomi.co.id, Jakarta
Direktur Global Research and Analysis Team APAC Kaspersky Vitaly Kamluk mengatakan bahwa aplikasi video conference Zoom bukanlah opsi terbaik jika digunakan di level pemerintahan.
"Jika digunakan di level pemerintahan, ada potensi ditemukan kerentanan. Bukan berarti kerentanan itu ada. Namun, serangan dapat dilakukan sama halnya pada aplikasi perpesanan," katanya dalam video conference, Rabu (15/4/2020).
Zoom sendiri menjadi aplikasi yang melejit penggunaannya selama masa pandemi Covid-19. Statqo Analytics menunjukkan data pengguna Zoom di Indonesia melampaui pesohor di masa lampau seperti Skype, dengan jumlah pengguna pada 26 Maret mencapai di atas angka 250 ribu.
Baca Juga: Tips dan Trik Berbisnis Selama Ramadan di Tengah Pandemi
Sayangnya, Zoom berkali-kali disorot dengan alasan keamanan di dalam aplikasinya. Fenomena seperti Zoombombing, di mana orang tidak dikenal tiba-tiba masuk ke dalam ruang pertemuan.
"Komunikasi dapat bocor ke pihak yang tidak bertanggung jawab," lanjut Kamluk.
Kuncinya, menurut Kamluk, adalah tidak menggunakan aplikasi yang bersifat nonprivate cloud.
"Kuncinya pada Anda. Seberapa penting komunikasi itu bagi Anda," pungkasnya.