EKBIS.CO, JAKARTA -- PT BNI Sekuritas memastikan layanan operasional perusahaan yang meliputi jasa perantara pedagang efek, penjaminan emisi efek, dan agen penjual reksadana tetap berjalan normal selama pandemi virus corona baru (Covid-19).
Direktur Utama BNI Sekuritas Antonius Chandra Satya mengatakan, perusahaan saat ini turut menerapkan konsep social distancing. Ada sekitar 60 persen karyawan yang bekerja dari rumah (work from home/WFH). Selebihnya secara bergiliran bekerja dari kantor. "Layanan tetap seperti biasa," kata Antonius, Kamis (16/4).
Menurut Antonius, di tengah pandemi Covid-19, perusahaan harus meyakinkan keamanan, kesehatan, dan keselamatan seluruh karyawan agar keberlangsungan perusahaan tetap terjaga. Kendati demikian, dia menegaskan WFH tidak mengurangi kualitas layanan kepada nasabah.
Ia mengatakan, ada beberapa unit yang tidak dapat melakukan WFH, antara lain adalah trader, customer services, dan beberapa unit di back office. Untuk memastikan kesehatan karyawan baik yang WFH maupun yang bekerja di kantor, perusahaan melakukan berbagai upaya dimulai dengan memberikan suntik vitamin C dan antiflu gratis kepada pegawai.
Selain itu, dilakukan penyemprotan disinfektan di seluruh ruangan kantor, memberikan vitamin, masker, dan cairan pembersih tangan di setiap unit di BNI Sekuritas. Seluruh pegawai juga diimbau menjaga kebersihan lingkungan.
Antonius menambahkan, BNI Sekuritas juga membagikan paket bahan makanan dan vitamin kepada pengemudi ojek daring dan masyarakat sekitar kantor yang masih berjuang melayani para pekerja yang terpaksa WFO.
BNI Sekuritas yang pada April ini menginjak usia 25 tahun, mengusung tema "Driving Growth Through Innovation". Tema itu diusung untuk memberikan ruang bagi karyawan untuk berinovasi, mengembangkan ide-ide dan terobosan untuk pengembangan bisnis di tengah pandemi.
PT BNI Sekuritas yang merupakan anak usaha PT Bank BNI Tbk (Persero) sepanjang tahun 2019 membukukan laba bersih konsolidasi sebesar Rp 20,7 miliar atau meningkat 13,3 persen dibanding tahun sebelumnya sekitar Rp 18,27 miliar. Peningkatan laba perusahaan terutama didukung pendapatan dari bisnis penjaminan efek yang naik 59,6 persen selama periode 2019.